Biden Ancam Putin dengan Sanksi Pribadi Jika Rusia Invasi Ukraina
Rabu, 26 Januari 2022 - 15:20 WIB
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) memperingatkan Rusia tentang sanksi yang merusak, termasuk tindakan yang secara pribadi menargetkan Presiden Rusia Vladimir Putin. Ancaman ini dilontarkan AS ketika pasukan tempur Rusia yang berkumpul di sekitar Ukraina meluncurkan latihan baru.
Presiden AS, Joe Biden mengatakan, dia akan mempertimbangkan untuk menambahkan sanksi langsung terhadap Putin ke dalam serangkaian tindakan yang sedang disusun. "Ya. Saya akan melihat itu," kata Biden ketika ditanya oleh wartawan di Washington tentang penargetan sanksi terhadap Putin, Selasa (25/1/2022).
Ketegangan di krisis Ukraina tampaknya terus meningkat. Gedung Putih mengatakan risiko invasi Rusia ke Ukraina "tetap dekat". Peringatan yang akan memicu "konsekuensi besar" dan bahkan "mengubah dunia". Putin sendiri telah lama dituduh oleh para penentangnya memiliki kekayaan rahasia yang sangat besar.
Seorang pejabat senior AS memberikan gambaran soal sanksi ekonomi "dengan konsekuensi besar" yang jauh melampaui tindakan sebelumnya, yang diterapkan pada tahun 2014 setelah Rusia menginvasi wilayah Krimea Ukraina.
“Langkah-langkah baru akan mencakup pembatasan ekspor peralatan AS berteknologi tinggi di sektor kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan kedirgantaraan,” kata pejabat itu dengan syarat anonim kepada AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Apa yang kita bicarakan adalah teknologi canggih yang kita rancang dan produksi. Dan, memotongnya akan memukul ambisi strategis Putin untuk mengindustrialisasi ekonominya dengan cukup keras," lanjut pejabat itu.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menggemakan ancaman itu, dengan mengatakan sanksi akan "lebih berat dari apa pun yang pernah kami lakukan".
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, dia akan berbicara melalui telepon dengan Putin pada hari Jumat, untuk mencari "klarifikasi" tentang niat Moskow menempatkan banyak tentara di perbatasan Rusia-Ukraina.
Latihan Militer Rusia
Sehari setelah Washington mengatakan telah menempatkan 8.500 tentara AS dalam status siaga untuk kemungkinan penempatan guna mendukung pasukan NATO di Eropa, militer Rusia mengumumkan sedang melakukan latihan baru yang melibatkan 6.000 tentara di dekat Ukraina dan di wilayah Krimea.
Latihan tersebut termasuk latihan menembak dengan jet tempur, pembom, sistem anti-pesawat dan kapal dari armada Laut Hitam dan Kaspia, kata kementerian pertahanan.
Menurut pejabat Barat, Kremlin telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, dengan bala bantuan datang dari seluruh Rusia. "Kami terus mengamati akumulasi kekuatan tempur yang signifikan," kata juru bicara Pentagon John Kirby.
Washington juga memperingatkan sekutu Rusia, Belarusia bahwa pemerintah otoriternya akan "menghadapi tanggapan cepat dan tegas" jika membantu Moskow menginvasi Ukraina.
"Jika invasi akan dilanjutkan dari Belarus, jika pasukan Rusia ditempatkan secara permanen di wilayah mereka, NATO mungkin harus menilai kembali postur kekuatan kita sendiri di negara-negara yang berbatasan dengan Belarusia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.
Presiden AS, Joe Biden mengatakan, dia akan mempertimbangkan untuk menambahkan sanksi langsung terhadap Putin ke dalam serangkaian tindakan yang sedang disusun. "Ya. Saya akan melihat itu," kata Biden ketika ditanya oleh wartawan di Washington tentang penargetan sanksi terhadap Putin, Selasa (25/1/2022).
Ketegangan di krisis Ukraina tampaknya terus meningkat. Gedung Putih mengatakan risiko invasi Rusia ke Ukraina "tetap dekat". Peringatan yang akan memicu "konsekuensi besar" dan bahkan "mengubah dunia". Putin sendiri telah lama dituduh oleh para penentangnya memiliki kekayaan rahasia yang sangat besar.
Seorang pejabat senior AS memberikan gambaran soal sanksi ekonomi "dengan konsekuensi besar" yang jauh melampaui tindakan sebelumnya, yang diterapkan pada tahun 2014 setelah Rusia menginvasi wilayah Krimea Ukraina.
“Langkah-langkah baru akan mencakup pembatasan ekspor peralatan AS berteknologi tinggi di sektor kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan kedirgantaraan,” kata pejabat itu dengan syarat anonim kepada AFP, seperti dikutip dari Channel News Asia.
"Apa yang kita bicarakan adalah teknologi canggih yang kita rancang dan produksi. Dan, memotongnya akan memukul ambisi strategis Putin untuk mengindustrialisasi ekonominya dengan cukup keras," lanjut pejabat itu.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson menggemakan ancaman itu, dengan mengatakan sanksi akan "lebih berat dari apa pun yang pernah kami lakukan".
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, dia akan berbicara melalui telepon dengan Putin pada hari Jumat, untuk mencari "klarifikasi" tentang niat Moskow menempatkan banyak tentara di perbatasan Rusia-Ukraina.
Latihan Militer Rusia
Sehari setelah Washington mengatakan telah menempatkan 8.500 tentara AS dalam status siaga untuk kemungkinan penempatan guna mendukung pasukan NATO di Eropa, militer Rusia mengumumkan sedang melakukan latihan baru yang melibatkan 6.000 tentara di dekat Ukraina dan di wilayah Krimea.
Latihan tersebut termasuk latihan menembak dengan jet tempur, pembom, sistem anti-pesawat dan kapal dari armada Laut Hitam dan Kaspia, kata kementerian pertahanan.
Menurut pejabat Barat, Kremlin telah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara di perbatasan Ukraina, dengan bala bantuan datang dari seluruh Rusia. "Kami terus mengamati akumulasi kekuatan tempur yang signifikan," kata juru bicara Pentagon John Kirby.
Washington juga memperingatkan sekutu Rusia, Belarusia bahwa pemerintah otoriternya akan "menghadapi tanggapan cepat dan tegas" jika membantu Moskow menginvasi Ukraina.
"Jika invasi akan dilanjutkan dari Belarus, jika pasukan Rusia ditempatkan secara permanen di wilayah mereka, NATO mungkin harus menilai kembali postur kekuatan kita sendiri di negara-negara yang berbatasan dengan Belarusia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Ned Price.
(esn)
tulis komentar anda