AS Peringatkan Jaringan Listrik Jadi Target Jika Terjadi Perang Sipil
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Departemen Keamanan Dalam Negeri Amerika Serikat (AS) mengklaim "para ekstremis" Amerika telah merancang rencana konkret untuk menyerang jaringan listrik negara dengan harapan melumpuhkan pemerintah dan memicu kerusuhan.
Kantor berita AP memperoleh laporan dari Kantor Intelijen dan Analisis Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang mengklaim, “Para ekstremis di negara itu telah mengembangkan rencana spesifik yang kredibel untuk menyerang infrastruktur listrik setidaknya sejak 2020."
“Para ekstremis yang diduga memiliki berbagai ideologi kemungkinan akan terus merencanakan dan mendorong serangan fisik terhadap infrastruktur listrik, sebagian didasarkan pada gagasan bahwa mengganggu pasokan listrik akan mengganggu kemampuan pemerintah untuk beroperasi,” papar laporan yang disarankan departemen itu.
Laporan itu menambahkan, “Para ekstremis juga diduga percaya bahwa dengan melakukan serangan terhadap infrastruktur komunikasi dan listrik, mereka benar-benar akan mempercepat perang saudara yang akan datang yang mereka antisipasi karena (serangan itu) akan mengganggu kehidupan begitu banyak orang sehingga mereka akan kehilangan kepercayaan di pemerintahan.”
Dalam laporannya, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengutip serangan penembak jitu berusia hampir satu dekade terhadap Gardu Transmisi Metcalf di Coyote, California, sebagai contoh tindakan tersebut.
Meskipun tidak ada yang terluka dalam insiden 2013, serangan itu menyebabkan kerugian jutaan dolar.
Menurut AP, laporan itu juga mengutip, "Dugaan plot yang lebih baru oleh ekstremis supremasi kulit putih untuk menyerang pembangkit listrik di AS tenggara setelah pemilu presiden 2020.”
Kantor berita AP memperoleh laporan dari Kantor Intelijen dan Analisis Departemen Keamanan Dalam Negeri AS yang mengklaim, “Para ekstremis di negara itu telah mengembangkan rencana spesifik yang kredibel untuk menyerang infrastruktur listrik setidaknya sejak 2020."
“Para ekstremis yang diduga memiliki berbagai ideologi kemungkinan akan terus merencanakan dan mendorong serangan fisik terhadap infrastruktur listrik, sebagian didasarkan pada gagasan bahwa mengganggu pasokan listrik akan mengganggu kemampuan pemerintah untuk beroperasi,” papar laporan yang disarankan departemen itu.
Laporan itu menambahkan, “Para ekstremis juga diduga percaya bahwa dengan melakukan serangan terhadap infrastruktur komunikasi dan listrik, mereka benar-benar akan mempercepat perang saudara yang akan datang yang mereka antisipasi karena (serangan itu) akan mengganggu kehidupan begitu banyak orang sehingga mereka akan kehilangan kepercayaan di pemerintahan.”
Dalam laporannya, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mengutip serangan penembak jitu berusia hampir satu dekade terhadap Gardu Transmisi Metcalf di Coyote, California, sebagai contoh tindakan tersebut.
Meskipun tidak ada yang terluka dalam insiden 2013, serangan itu menyebabkan kerugian jutaan dolar.
Menurut AP, laporan itu juga mengutip, "Dugaan plot yang lebih baru oleh ekstremis supremasi kulit putih untuk menyerang pembangkit listrik di AS tenggara setelah pemilu presiden 2020.”