Capai Puluhan Ton, 2 Paket Senjata AS yang Dipasok ke Ukraina Dirahasiakan

Selasa, 25 Januari 2022 - 13:36 WIB
Pesawat kargo militer AS yang membawa paket bantuan senjata tiba di Kiev, Ukraina, hari Minggu. Foto/Twitter via Mail Online
KIEV - Amerika Serikat (AS) sudah dua kali mengirim paket bantuan senjata ke Ukraina di tengah kekhawatiran akan invasi Rusia. Namun, jenis senjata yang dipasok Washington tersebut dirahasiakan.

Paket bantuan senjata kedua Washington tiba di Kiev pada hari Minggu.





"Burung kedua di Kiev! Lebih dari 80 ton senjata untuk memperkuat kemampuan pertahanan Ukraina dari teman-teman kita di AS! Dan ini bukan akhir," kata Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov dalam tweet-nya, yang dikutip CNN, Senin (24/1/2022).

Paket pertama dari Amerika tiba di Ukraina pada hari Jumat. "Pengiriman ini termasuk hampir 200.000 pon bantuan mematikan, termasuk amunisi untuk para pembela garis depan Ukraina," kata Kedutaan Besar AS di Kiev pada Jumat malam, tanpa merinci jenis senjata tersebut.

Pengiriman itu dilakukan ketika AS berusaha meyakinkan Moskow untuk meredam eskalasi di perbatasan Ukraina, di mana Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara.

Tak hanya bantuan senjata, AS diketahui telah mengerahkan pasukan khusus untuk melatih tentara Ukraina, namun jumlah personel elite itu belum terungkap.

Pentagon bahkan bersiap menyiagakan sekitar 8.500 tentara AS jika NATO mengaktifkan Pasukan Responsnya atau jika situasi keamanan di Eropa semakin memburuk.

Juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan ribuan tentara, terutama pasukan darat yang dapat membawa sejumlah kemampuan ke daratan Eropa jika diperlukan, juga disertai pasokan logistik, medis, penerbangan, intelijen, pengawasan dan pengintaian, transportasi.

"Keputusan sekarang telah dibuat untuk menempatkan unit-unit ini dalam siaga lebih tinggi, dan hanya siaga lebih tinggi. Tidak ada keputusan yang dibuat untuk mengerahkan pasukan dari Amerika Serikat saat ini," kata Kirby.

"Amerika Serikat akan menjaga koordinasi yang erat dengan sekutu dan mitra, karena kami terus meninjau postur kekuatan kami dan membuat keputusan mengenai pergerakan pasukan ke dan di dalam Eropa,” ujarnya.

Pemerintah Presiden Joe Biden sudah mengancam akan menjatuhkan sanksi sangat keras terhadap Rusia jika nekat menginvasi Ukraina. Namun, itu baru sebatas ancaman.

Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken membela keengganan pemerintah untuk menjatuhkan sanksi terhadap Rusia secara terburu-buru, meskipun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak AS dan sekutunya untuk menghukum Moskow.

“Jika menyangkut sanksi, tujuan sanksi itu adalah untuk mencegah agresi Rusia,” katanya. “Jadi jika dipicu sekarang, Anda kehilangan efek jera."

Sementara itu, New York Times pada Selasa (25/1/2022) melaporkan bahwa AS mengoperasikan penerbangan mata-mata di atas Ukraina untuk melacak penumpukan pasukan Rusia di perbatasannya.

Sejak akhir Desember, Angkatan Udara AS telah secara teratur menerbangkan pesawat penyadapan elektronik RC-135 Rivet Joint di atas Ukraina untuk mendengarkan komunikasi komandan darat Rusia.

Laporan media itu lebih lanjut mencatat bahwa Angkatan Udara AS juga mengoperasikan penerbangan pengintaian darat dengan E-8 JSTARS untuk melacak penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina dan pergerakan pasukan Kremlin.

Biden secara khusus tertarik menggunakan pesawat mata-mata untuk menemukan indikasi bahwa Rusia sedang mempertimbangkan untuk menyebarkan senjata nuklir ke perbatasan dengan Ukraina.
(min)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More