8.500 Tentara AS Siap Dikirim ke Eropa Jika Krisis Ukraina Memburuk
Selasa, 25 Januari 2022 - 05:55 WIB
WASHINGTON - Sekitar 8.500 tentara Amerika Serikat (AS) telah disiagakan di AS jika NATO mengaktifkan Pasukan Responsnya atau jika situasi keamanan di Eropa semakin memburuk, kata Pentagon, Senin (24/1/2022).
John Kirby, juru bicara Departemen Pertahanan AS, mengatakan, pasukan itu terutama pasukan darat yang dapat membawa sejumlah kemampuan ke daratan Eropa jika diperlukan, termasuk logistik, medis, penerbangan, intelijen, pengawasan dan pengintaian, transportasi.
"Keputusan sekarang telah dibuat untuk menempatkan unit-unit ini dalam siaga lebih tinggi, dan hanya siaga lebih tinggi. Tidak ada keputusan yang dibuat untuk mengerahkan pasukan dari Amerika Serikat saat ini," kata Kirby, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
“Amerika Serikat akan menjaga koordinasi yang erat dengan sekutu dan mitra, karena kami terus meninjau postur kekuatan kami dan membuat keputusan mengenai pergerakan pasukan ke dan di dalam Eropa,” lanjutnya.
Keputusan untuk menempatkan pasukan dalam keadaan siaga datang di tengah meningkatnya ketegangan di Eropa timur, ketika Barat dan NATO menuduh Rusia mempersiapkan invasi ke Ukraina. Rusia dilaporkan telah mengumpulkan lebih dari 120.000 tentara di perbatasannya dengan bekas republik Soviet, di samping pengerahan massal tank dan artileri.
Penumpukan serupa telah terlihat di Belarus, tepat di utara Ukraina. Dalam kedua kasus tersebut, Rusia menyangkal mempersiapkan invasi, dan mempertahankan pasukannya di sana untuk latihan rutin.
Sementara itu, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell berusaha untuk menenangkan ketakutan Barat atas krisis Ukraina, setelah pembicaraannya dengan diplomat tinggi AS, Antony Blinken.
"Kami tahu betul apa tingkat ancaman dan cara kami harus bereaksi, dan tidak diragukan lagi kami harus menghindari reaksi yang mengkhawatirkan," kata Borrell, Senin. "Anda harus tetap tenang melakukan apa yang harus Anda lakukan, dan menghindari gangguan saraf," lanjutnya.
John Kirby, juru bicara Departemen Pertahanan AS, mengatakan, pasukan itu terutama pasukan darat yang dapat membawa sejumlah kemampuan ke daratan Eropa jika diperlukan, termasuk logistik, medis, penerbangan, intelijen, pengawasan dan pengintaian, transportasi.
"Keputusan sekarang telah dibuat untuk menempatkan unit-unit ini dalam siaga lebih tinggi, dan hanya siaga lebih tinggi. Tidak ada keputusan yang dibuat untuk mengerahkan pasukan dari Amerika Serikat saat ini," kata Kirby, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
“Amerika Serikat akan menjaga koordinasi yang erat dengan sekutu dan mitra, karena kami terus meninjau postur kekuatan kami dan membuat keputusan mengenai pergerakan pasukan ke dan di dalam Eropa,” lanjutnya.
Keputusan untuk menempatkan pasukan dalam keadaan siaga datang di tengah meningkatnya ketegangan di Eropa timur, ketika Barat dan NATO menuduh Rusia mempersiapkan invasi ke Ukraina. Rusia dilaporkan telah mengumpulkan lebih dari 120.000 tentara di perbatasannya dengan bekas republik Soviet, di samping pengerahan massal tank dan artileri.
Penumpukan serupa telah terlihat di Belarus, tepat di utara Ukraina. Dalam kedua kasus tersebut, Rusia menyangkal mempersiapkan invasi, dan mempertahankan pasukannya di sana untuk latihan rutin.
Sementara itu, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell berusaha untuk menenangkan ketakutan Barat atas krisis Ukraina, setelah pembicaraannya dengan diplomat tinggi AS, Antony Blinken.
"Kami tahu betul apa tingkat ancaman dan cara kami harus bereaksi, dan tidak diragukan lagi kami harus menghindari reaksi yang mengkhawatirkan," kata Borrell, Senin. "Anda harus tetap tenang melakukan apa yang harus Anda lakukan, dan menghindari gangguan saraf," lanjutnya.
(esn)
tulis komentar anda