Jamaika Tangkap Eks Senator Tersangka Pembunuhan Presiden Haiti
Minggu, 16 Januari 2022 - 09:40 WIB
KINGSTON - Otoritas keamanan Jamaika menangkap seorang mantan senator Haiti yang diduga berperan dalam pembunuhan mendiang Presiden Jovenel Moise tahun lalu.
Kepolisian Jamaika menangkap mantan senator Haiti John Joel Joseph bersama seorang lainnya, yang statusnya belum diketahui. Pihak berwenang masih berusaha untuk menentukan apakah mereka yang ditahan bersama Joseph adalah kerabatnya. Keduanya ditangkap sebelum fajar pada hari Sabtu dan menolak untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.
“Untuk lebih dari satu alasan, kami tidak membagikan lebih banyak informasi,” kata Inspektur Polisi Jamaika Stephanie Lindsay seperti dilansir dari AP, Minggu (16/1/2022).
Joseph adalah seorang politikus Haiti dan penentang partai Tat Kale pimpinan Moise.
Moise ditembak dan dibunuh oleh orang-orang bersenjata di dalam rumah pribadinya pada 7 Juli 2021, di ibu kota Haiti, Port-au-Prince.
Segera setelah itu, seperti dikutip dari BBC, Kepala Polisi Nasional Haiti saat itu Leon Charles mengatakan bahwa Joseph memasok senjata dan merencanakan pertemuan.
Sebuah laporan investigasi polisi Haiti setebal 124 halaman menyatakan bahwa Joseph berperan penting dalam keinginannya yang kuat untuk membunuh presiden Moise, lapor Miami Herald.
Mantan perwira militer Kolombia Mario Antonio Palacios didakwa di Amerika Serikat (AS) awal bulan ini dengan menjadi bagian dari rencana pembunuhan tersebut.
Sementara beberapa penangkapan telah dilakukan di Haiti sehubungan dengan pembunuhan itu, Palacios adalah tersangka pertama yang menghadapi dakwaan.
Tersangka sebelumnya yang juga ditahan adalah mantan anggota militer Kolombia, banyak dari mereka mengatakan mereka disewa untuk memberikan "layanan keamanan" di Haiti dan tidak diberitahu tentang rencana untuk membunuh presiden.
Investigasi atas pembunuhan Moise, yang berusia 53 tahun, berjalan lambat dan semakin terhambat oleh pengunduran diri pejabat penting.
Penyidik juga melaporkan menerima ancaman pembunuhan dan diintimidasi.
Meningkatnya kekerasan di Haiti dan situasi ekonomi yang mengerikan di negara itu - diperburuk oleh beberapa bencana alam dalam beberapa tahun terakhir - telah menyebabkan semakin banyak warga Haiti mencari peluang kehidupan yang lebih baik di negara lain.
Kepolisian Jamaika menangkap mantan senator Haiti John Joel Joseph bersama seorang lainnya, yang statusnya belum diketahui. Pihak berwenang masih berusaha untuk menentukan apakah mereka yang ditahan bersama Joseph adalah kerabatnya. Keduanya ditangkap sebelum fajar pada hari Sabtu dan menolak untuk memberikan penjelasan lebih lanjut.
“Untuk lebih dari satu alasan, kami tidak membagikan lebih banyak informasi,” kata Inspektur Polisi Jamaika Stephanie Lindsay seperti dilansir dari AP, Minggu (16/1/2022).
Joseph adalah seorang politikus Haiti dan penentang partai Tat Kale pimpinan Moise.
Moise ditembak dan dibunuh oleh orang-orang bersenjata di dalam rumah pribadinya pada 7 Juli 2021, di ibu kota Haiti, Port-au-Prince.
Segera setelah itu, seperti dikutip dari BBC, Kepala Polisi Nasional Haiti saat itu Leon Charles mengatakan bahwa Joseph memasok senjata dan merencanakan pertemuan.
Sebuah laporan investigasi polisi Haiti setebal 124 halaman menyatakan bahwa Joseph berperan penting dalam keinginannya yang kuat untuk membunuh presiden Moise, lapor Miami Herald.
Mantan perwira militer Kolombia Mario Antonio Palacios didakwa di Amerika Serikat (AS) awal bulan ini dengan menjadi bagian dari rencana pembunuhan tersebut.
Sementara beberapa penangkapan telah dilakukan di Haiti sehubungan dengan pembunuhan itu, Palacios adalah tersangka pertama yang menghadapi dakwaan.
Tersangka sebelumnya yang juga ditahan adalah mantan anggota militer Kolombia, banyak dari mereka mengatakan mereka disewa untuk memberikan "layanan keamanan" di Haiti dan tidak diberitahu tentang rencana untuk membunuh presiden.
Investigasi atas pembunuhan Moise, yang berusia 53 tahun, berjalan lambat dan semakin terhambat oleh pengunduran diri pejabat penting.
Penyidik juga melaporkan menerima ancaman pembunuhan dan diintimidasi.
Meningkatnya kekerasan di Haiti dan situasi ekonomi yang mengerikan di negara itu - diperburuk oleh beberapa bencana alam dalam beberapa tahun terakhir - telah menyebabkan semakin banyak warga Haiti mencari peluang kehidupan yang lebih baik di negara lain.
(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda