928 Bom Nuklir AS Diledakkan di Tanah Mereka, Warga Pribumi Menderita

Minggu, 09 Januari 2022 - 06:18 WIB
Kulit kakek Zabarte terkelupas karena kekurangan autoimun, dan dia meninggal segera setelah itu karena serangan jantung.

Anggota keluarga lainnya telah memasang alat pacu jantung pada usia yang sangat muda, sementara saudara kembar sepupunya meninggal pada usia 11 tahun.

“Keluarga saya memiliki insiden kanker tiroid yang tinggi, tetapi kami tidak mengikuti orang-orang itu, kami tidak memiliki kapasitas,” tutur dia.

“Amerika Serikat tidak ingin mempelajari konsekuensi kesehatan kita sendiri yang merugikan. (AS) tidak akan berbeda dengan Nazi Jerman yang mempelajari konsekuensi kesehatan dari pengujian mereka pada orang-orang Yahudi. Itu sangat jauh dari benar. Kami harus melakukannya sendiri dan kami membutuhkan bantuan,” papar dia.

Shoshone tidak memiliki peralatan medis atau database komputer untuk melacak orang-orang mereka.

Jadi kematian dari kondisi yang mencurigakan umumnya tidak dicatat. Selain itu, Shoshone, menurut tradisi, adalah orang-orang yang bangga, jadi tidak semua dari mereka mengeluhkan masalah kesehatan mereka.

Meskipun uji coba nuklir dilakukan di bawah tanah pada 1962, itu pun tidak aman.

Seperti yang dijelaskan Zabarte, "Meskipun itu terjadi di bawah tanah, ventilasi terjadi dan kami tidak tahu ke mana jatuhnya (dampak nuklir) itu."

Itu dibuktikan oleh insiden Mighty Oak, tes gagal yang menghancurkan peralatan senilai USD32 juta pada April 1986.

Itu beberapa pekan sebelum Chernobyl dan para ahli mengklaim pemerintah AS melepaskan radiasi secara rahasia yang semua orang akan anggap itu dari bencana Soviet.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More