Kepala Pasukan Rusia di Kazakhstan Pernah Dikirim ke Ukraina dan Suriah

Minggu, 09 Januari 2022 - 05:15 WIB
Pasukan berjaga di jalan saat kerusuhan terjadi di Kazakhstan. Foto/REUTERS
ALMATY - Jenderal militer yang ditunjuk Rusia untuk memimpin "misi penjaga perdamaian" di Kazakhstan adalah orang yang sama yang memimpin operasi Moskow di Krimea dan Suriah selama dekade terakhir.

Fakta ini meningkatkan kekhawatiran bahwa situasi di negara itu dapat mengambil jalur yang sama seperti negara-negara lain saat pasukan Rusia hadir.

Pada Rabu (5/1/2022), menyusul protes yang meluas dan intens di kota Kazakh Almaty atas kenaikan harga bahan bakar, keadaan darurat diumumkan dan pemerintah mengundurkan diri.





Situasi keamanan terus memburuk setelah bentrokan terjadi antara pasukan pemerintah dan pengunjuk rasa bersenjata.



Demonstran semakin marah ketika Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memberikan perintah "tembak untuk membunuh" kepada pasukan keamanan untuk menekan "teroris".

Tokayev meminta Rusia mengirim pasukan untuk membantunya memadamkan protes dan menegakkan keamanan, sehingga sekitar 3.000 tentara Rusia dikirim ke Kazakhstan.

Tak hanya itu, hampir seribu lebih pasukan dikirim dari negara-negara lain seperti Belarusia, Tajikistan, Kirgistan, dan Armenia.

Pasukan intervensi asing dikerahkan di bawah Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), atau dikenal secara tidak resmi sebagai "NATO Rusia" yang terdiri dari negara-negara bekas Soviet.

Sekarang telah terungkap bahwa pasukan CSTO dipimpin Jenderal Rusia Andrei Serdyukov, yang juga bertanggung jawab atas misi militer Rusia di negara-negara lain di mana Moskow telah melakukan intervensi, termasuk invasi dan pencaplokan Krimea di Ukraina pada 2014 dan pemeliharaan pasukan Rusia di Suriah pada 2019.

Menurut kantor berita Rusia, Interfax, penunjukan Serdyukov diumumkan juru bicara Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia Igor Konashenkov.

Konashenkov mengatakan, “Semua brigade dan divisi Rusia yang dikerahkan telah menjalani pelatihan khusus dan memiliki pengalaman tempur yang nyata."

"Personel militer Rusia yang tiba di Republik Kazakhstan segera mulai memenuhi tugas yang diberikan," ungkap dia.

Konashenko menambahkan pasukan Rusia dan penegak hukum Kazakhstan telah menguasai bandara internasional Almaty dan situs penting lainnya seperti konsulat Rusia.

Penunjukan Serdyukov telah memperburuk kekhawatiran yang ada di antara banyak pihak bahwa tindakan brutal pemerintah Kazakhstan terhadap demonstran.

Beberapa dari para pemrotes yang mengangkat senjata dapat menyebabkan perang saudara dan ketidakstabilan yang pernah dialami Suriah dan Libya selama dekade terakhir.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More