Tidak Divaksin, Warga Kanada Dilarang Beli Ganja dan Miras

Rabu, 05 Januari 2022 - 15:44 WIB
Pemerintah wilayah Quebec akan memberlakukan larangan membeli ganja dan minuman keras bagi mereka yang menolak divaksin COVID-19. Foto/Ilustrasi
QUEBEC - Wilayah Quebec Kanada akan mencoba persyaratan baru untuk mendorong warganya mau mengikuti vaksinasi COVID-19 . Jika mendapatkan pekerjaan dan menghadiri pertemuan massal tidak cukup, maka pemerintah Quebec akan mencoba memberlakukan larangan membeli ganja dan minuman keras (keras) bagi mereka yang tidak divaksin.

Menurut Journal de Montreal pemerintahan Perdana Menteri Quebec Francois Legault diperkirakan akan mengumumkan persyaratan baru untuk menunjukkan bukti vaksinasi di toko minuman keras dan gerai ganja akhir pekan ini.

"Rincian kecil dari aturan terbaru, seperti apakah akan memerlukan paspor di pintu masuk atau mesin kasir, masih dibahas," kata surat kabar itu, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya, yang dinukil Russia Today, Rabu (5/1/2022).

Bukti vaksinasi sudah diperlukan di Quebec di tempat-tempat yang tidak penting seperti restoran, teater, bar, dan kasino. Di bawah aturan baru, penduduk yang tidak divaksinasi masih dapat mengakses toko serba ada, yang menjual bir dan anggur, tetapi mereka pada dasarnya dilarang membeli minuman keras secara legal.



Langkah tersebut diduga dilakukan di tengah tekanan publik untuk memperketat pembatasan pada warga Quebec yang bandel yang telah menolak untuk mendapatkan vaksin COVID-19. Legault dilaporkan telah menanyakan pejabat kesehatan masyarakat tentang jenis bisnis lain apa yang dapat dipaksa untuk memerlukan paspor vaksin.

"Saya mengerti bahwa ada kemarahan tertentu terhadap warga negara yang tidak divaksin," kata Legault kepada wartawan.



Ironisnya, persyaratan baru terkait vaksinasi di toko minuman keras dan ganja hanya akan berlaku untuk pembeli.

"Karyawan tidak akan dipaksa untuk divaksinasi," kata Journal de Montreal.

Hampir 85% dari semua penduduk Quebec, Kanada, telah menerima setidaknya satu dosis vaksinasi, salah satu tingkat tertinggi di dunia, tetapi itu tidak menghentikan penyebaran COVID-19 yang merajalela.

Provinsi ini telah melihat rata-rata sekitar 15.000 kasus infeksi baru setiap hari selama seminggu terakhir. Kasus baru rata-rata kurang dari 700 setiap hari sebelum varian Omicron dari COVID-19 muncul pada akhir November.

(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More