Korut Uji Tembak Rudal Balistik Perdana di Tahun 2022
Rabu, 05 Januari 2022 - 12:26 WIB
SEOUL - Korea Utara (Korut) diduga telah melakukan uji tembak proyektil yang dicurigai sebagai rudal balistik . Uji tembak itu dilakukan di lepas pantai timur Korut, Rabu (5/1/2022) pagi waktu setempat.
“Rudal yang diduga ditembakkan sekitar pukul 8:10 pagi (2310 GMT) dari lokasi pedalaman di pantai timur dan ke laut,” kata pernyataan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS), seperti dikutip dari Reuters.
"Untuk informasi tambahan, otoritas intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang melakukan analisis terperinci," kata JCS dalam pesan teks yang dikirim kepada wartawan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Uji tembak ini dilakukan hanya beberapa jam sebelum Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in menghadiri upacara peletakan batu pertama untuk jalur kereta api yang dia harapkan pada akhirnya akan menghubungkan semenanjung Korea yang terbagi.
Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan mengadakan pertemuan darurat, mengungkapkan keprihatinan peluncuran itu "dilakukan pada saat stabilitas internal dan eksternal sangat penting" dan menyerukan Korea Utara untuk kembali ke pembicaraan.
Sementara Penjaga pantai Jepang, yang pertama kali melaporkan peluncuran itu, mengatakan proyektil itu bisa jadi rudal balistik tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
“Sejak tahun lalu, Korea Utara telah berulang kali meluncurkan rudal, yang sangat disesalkan,” kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kepada wartawan.
Menteri Pertahanan Nobuo Kishi mengatakan kepada wartawan bahwa rudal yang dicurigai telah terbang sekitar 500 kilometer (310,7 mil) dan mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.
Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang semua uji coba rudal balistik dan nuklir oleh Korea Utara, dan telah menjatuhkan sanksi atas program tersebut. Dalam ringkasan media pemerintah tentang pidato yang diberikan Kim menjelang Tahun Baru, pemimpin Korut Kim Jong-un tidak secara khusus menyebutkan rudal atau senjata nuklir, tetapi mengatakan bahwa pertahanan nasional harus didukung.
“Rudal yang diduga ditembakkan sekitar pukul 8:10 pagi (2310 GMT) dari lokasi pedalaman di pantai timur dan ke laut,” kata pernyataan Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS), seperti dikutip dari Reuters.
"Untuk informasi tambahan, otoritas intelijen Korea Selatan dan Amerika Serikat sedang melakukan analisis terperinci," kata JCS dalam pesan teks yang dikirim kepada wartawan, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Uji tembak ini dilakukan hanya beberapa jam sebelum Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in menghadiri upacara peletakan batu pertama untuk jalur kereta api yang dia harapkan pada akhirnya akan menghubungkan semenanjung Korea yang terbagi.
Dewan Keamanan Nasional Korea Selatan mengadakan pertemuan darurat, mengungkapkan keprihatinan peluncuran itu "dilakukan pada saat stabilitas internal dan eksternal sangat penting" dan menyerukan Korea Utara untuk kembali ke pembicaraan.
Sementara Penjaga pantai Jepang, yang pertama kali melaporkan peluncuran itu, mengatakan proyektil itu bisa jadi rudal balistik tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
“Sejak tahun lalu, Korea Utara telah berulang kali meluncurkan rudal, yang sangat disesalkan,” kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kepada wartawan.
Menteri Pertahanan Nobuo Kishi mengatakan kepada wartawan bahwa rudal yang dicurigai telah terbang sekitar 500 kilometer (310,7 mil) dan mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang.
Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang semua uji coba rudal balistik dan nuklir oleh Korea Utara, dan telah menjatuhkan sanksi atas program tersebut. Dalam ringkasan media pemerintah tentang pidato yang diberikan Kim menjelang Tahun Baru, pemimpin Korut Kim Jong-un tidak secara khusus menyebutkan rudal atau senjata nuklir, tetapi mengatakan bahwa pertahanan nasional harus didukung.
(esn)
tulis komentar anda