Iran Belum Mau Akui Pemerintahan Taliban
Selasa, 04 Januari 2022 - 20:51 WIB
TEHERAN - Iran belum mencapai titik mengakui pemerintah Taliban di negara tetangga Afghanistan . Hal itu dikatakan Kementerian Luar Negeri Iran.
"Hari ini, kami pada dasarnya tidak pada titik mengakui Taliban," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh pada konferensi pers.
"Kami berharap badan pemerintahan Afghanistan akan bergerak, melalui tindakannya, ke arah yang memungkinkannya mencapai pengakuan internasional," sambungnya.
"Iran dan negara-negara tetangga Afghanistan bersikeras terutama pada pembentukan pemerintah inklusif yang mencerminkan keragaman etnis dan demografis negara ini," ujarnya seperti dilansir dari Al Araby, Selasa (4/1/2022).
Iran yang berpenduduk mayoritas Syiah, yang berbagi perbatasan sepanjang 900 kilometer dengan Afghanistan, tidak mengakui kekuasaan Taliban - sebuah gerakan fundamentalis Sunni - selama masa kekuasaan mereka tahun 1996 hingga 2001.
Iran sudah menampung jutaan warga Afghanistan dan mengkhawatirkan gelombang pengungsi setelah perebutan kekuasaan Taliban pada Agustus 2020.
Teheran telah berusaha untuk membuat sketsa pemulihan hubungan dengan Taliban tetapi ketidakpercayaan antara kedua pemerintah masih ada.
Bulan lalu, kedua belah pihak terlibat baku tembak menyusul "kesalahpahaman" di perbatasan.
Taliban telah membentuk kabinet yang semuanya laki-laki yang seluruhnya terdiri dari anggota kelompok itu, dan hampir secara eksklusif dari etnis Pashtun. Kelompok ini juga semakin membatasi hak perempuan untuk bekerja dan belajar, memicu kecaman internasional yang meluas.
"Hari ini, kami pada dasarnya tidak pada titik mengakui Taliban," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh pada konferensi pers.
"Kami berharap badan pemerintahan Afghanistan akan bergerak, melalui tindakannya, ke arah yang memungkinkannya mencapai pengakuan internasional," sambungnya.
"Iran dan negara-negara tetangga Afghanistan bersikeras terutama pada pembentukan pemerintah inklusif yang mencerminkan keragaman etnis dan demografis negara ini," ujarnya seperti dilansir dari Al Araby, Selasa (4/1/2022).
Iran yang berpenduduk mayoritas Syiah, yang berbagi perbatasan sepanjang 900 kilometer dengan Afghanistan, tidak mengakui kekuasaan Taliban - sebuah gerakan fundamentalis Sunni - selama masa kekuasaan mereka tahun 1996 hingga 2001.
Iran sudah menampung jutaan warga Afghanistan dan mengkhawatirkan gelombang pengungsi setelah perebutan kekuasaan Taliban pada Agustus 2020.
Teheran telah berusaha untuk membuat sketsa pemulihan hubungan dengan Taliban tetapi ketidakpercayaan antara kedua pemerintah masih ada.
Bulan lalu, kedua belah pihak terlibat baku tembak menyusul "kesalahpahaman" di perbatasan.
Taliban telah membentuk kabinet yang semuanya laki-laki yang seluruhnya terdiri dari anggota kelompok itu, dan hampir secara eksklusif dari etnis Pashtun. Kelompok ini juga semakin membatasi hak perempuan untuk bekerja dan belajar, memicu kecaman internasional yang meluas.
(ian)
tulis komentar anda