Demonstran Oxford Protes Patung Penjajah Cecil Rhodes
Rabu, 10 Juni 2020 - 04:16 WIB
LONDON - Lebih dari 1.000 demonstran berkumpul di kampus Universitas Oxford sambil meneriakkan “turunkan” dan “tak tahu malu” untuk menuntut pemindahan patung penjajah Inggris abad 19 Cecil Rhodes.
Gelombang protes anti-rasisme menyapu Amerika Serikat (AS) dan Eropa hingga memicu debat tentang monument yang memuji imperialisme Inggris di masa lalu.
Banyak orang menganggap tokoh imperialis Inggris itu tak sesuai dengan masyarakat multietnis saat ini.
Sejumlah gambar dramatis tentang demonstran di kota pelabuhan Bristol yang menurunkan patung pedagang budak abad 17 Edward Colston dan menceburkan patung itu ke pelabuhan memicu demonstran di Oxford untuk memanfaatkan momen itu.
“Rhodes mewakili warisan keras kolonialisme, imperialism, perbudakan, khususnya di Afrika selatan,” ungkap demonstran Morategi Kale, alumnus asal Afrika Selatan di Oxford.
“Yang terlebih dulu adalah menurunkan patung yang merayakan itu,” papar Kale.
Banyak akademisi dan tokoh publik menentang pemindahan monument itu, alasannya mencerminkan sejarah dan harus digunakan sebagai sarana diskusi. (Baca Juga: Diusir Partainya Sendiri, Mahathir Melawan)
Namun para demonstran menyatakan patung Rhodes tidak lagi memiliki tempat kebanggaan di Oriel College yang memandang High Street, Oxford.
“Saya pikir apa yang dia lakukan harus di museum, bukan di lembaga pendidikan tinggi. Ini tempat yang salah,” ujar Butch Smith, chef yang membawa adiknya untuk unjuk rasa. (Baca Juga: Diselundupkan Pakai Kapal Rusak, Malaysia Tahan 269 Warga Rohingya)
Gelombang protes anti-rasisme menyapu Amerika Serikat (AS) dan Eropa hingga memicu debat tentang monument yang memuji imperialisme Inggris di masa lalu.
Banyak orang menganggap tokoh imperialis Inggris itu tak sesuai dengan masyarakat multietnis saat ini.
Sejumlah gambar dramatis tentang demonstran di kota pelabuhan Bristol yang menurunkan patung pedagang budak abad 17 Edward Colston dan menceburkan patung itu ke pelabuhan memicu demonstran di Oxford untuk memanfaatkan momen itu.
“Rhodes mewakili warisan keras kolonialisme, imperialism, perbudakan, khususnya di Afrika selatan,” ungkap demonstran Morategi Kale, alumnus asal Afrika Selatan di Oxford.
“Yang terlebih dulu adalah menurunkan patung yang merayakan itu,” papar Kale.
Banyak akademisi dan tokoh publik menentang pemindahan monument itu, alasannya mencerminkan sejarah dan harus digunakan sebagai sarana diskusi. (Baca Juga: Diusir Partainya Sendiri, Mahathir Melawan)
Namun para demonstran menyatakan patung Rhodes tidak lagi memiliki tempat kebanggaan di Oriel College yang memandang High Street, Oxford.
“Saya pikir apa yang dia lakukan harus di museum, bukan di lembaga pendidikan tinggi. Ini tempat yang salah,” ujar Butch Smith, chef yang membawa adiknya untuk unjuk rasa. (Baca Juga: Diselundupkan Pakai Kapal Rusak, Malaysia Tahan 269 Warga Rohingya)
(sya)
tulis komentar anda