DK PBB Kecam Kekejaman Junta Myanmar Bantai dan Bakar 35 Orang
Kamis, 30 Desember 2021 - 15:16 WIB
Para milisi anti-junta mengatakan mereka telah menemukan lebih dari 30 mayat terbakar, termasuk wanita dan anak-anak, di jalan raya di negara bagian Kayah tak lama setelah serangan tersebut.
Dua karyawan Save the Children telah hilang dan kelompok hak asasi manusia mengonfirmasi pada hari Selasa lalu bahwa mereka termasuk di antara korban yang tewas.
Sejak kudeta militer Februari lalu, lebih dari 1.300 orang tewas dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan junta Myanmar.
Para milisi anti-junta yang menamakan diri Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) telah bermunculan di seluruh negeri untuk melawan junta. Mereka menarik militer ke dalam bentrokan berdarah dan pembalasan.
Setelah pembantaian 35 orang tersebut, Amerika Serikat kembali menyerukan embargo senjata terhadap junta.
Negara-negara Barat telah lama membatasi pasokan senjata untuk militer Myanmar—yang bahkan selama transisi demokrasi pra-kudeta menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan—atas kampanye berdarah mereka terhadap etnis minoritas Rohingya.
Majelis Umum PBB memilih pada bulan Juni untuk mencegah pengiriman senjata ke Myanmar, tetapi tindakan itu simbolis karena tidak diambil oleh Dewan Keamanan PBB yang lebih kuat.
China dan Rusia, yang memegang hak veto di Dewan Keamanan PBB—serta India—adalah pemasok senjata utama ke Myanmar.
Dua karyawan Save the Children telah hilang dan kelompok hak asasi manusia mengonfirmasi pada hari Selasa lalu bahwa mereka termasuk di antara korban yang tewas.
Sejak kudeta militer Februari lalu, lebih dari 1.300 orang tewas dalam tindakan keras oleh pasukan keamanan junta Myanmar.
Para milisi anti-junta yang menamakan diri Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) telah bermunculan di seluruh negeri untuk melawan junta. Mereka menarik militer ke dalam bentrokan berdarah dan pembalasan.
Setelah pembantaian 35 orang tersebut, Amerika Serikat kembali menyerukan embargo senjata terhadap junta.
Negara-negara Barat telah lama membatasi pasokan senjata untuk militer Myanmar—yang bahkan selama transisi demokrasi pra-kudeta menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan—atas kampanye berdarah mereka terhadap etnis minoritas Rohingya.
Majelis Umum PBB memilih pada bulan Juni untuk mencegah pengiriman senjata ke Myanmar, tetapi tindakan itu simbolis karena tidak diambil oleh Dewan Keamanan PBB yang lebih kuat.
China dan Rusia, yang memegang hak veto di Dewan Keamanan PBB—serta India—adalah pemasok senjata utama ke Myanmar.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda