29 Juta Data Pribadi Warga India di Jual di Dark Web

Selasa, 09 Juni 2020 - 19:54 WIB
Foto/Ilustrasi
NEW DELHI - Kepolisian cyber crime negara bagian India , Maharashtra, mengkonfirmasi data pribadi sekitar 29 juta warga India yang mencari pekerjaan melalui portal online telah bocor dan dijual di dark web .

Dark web berisi serangkaian data ilegal yang mencakup informasi tidak terenkripsi dan dicuri yang dapat dibeli untuk serangan hack dan spyware.

Informasi pribadi yang terungkap dalam kasus ini termasuk nama, lokasi, ID email, dan nomor Kartu Aadhaar yang unik di antara data sensitif lainnya.

Inspektur Jenderal Kepolisian Cyber Maharashtra, Yashasvi Yadav, mengungkapkan bahwa data tersebut mungkin telah bocor di dark web melalui situs web phishing. Ia menyebut kebocoran itu sebagai kejahatan yang sangat serius seperti dikutip dari Sputnik, Selasa (9/6/2020).

Situs web phishing, juga disebut sebagai "situs spoof", mencoba mencuri informasi rahasia pengguna web dengan menampilkan diri mereka sebagai situs web yang sah.



Saat ini, nilai dari basis data yang bocor besar-besaran ini tidak diungkapkan pasar gelap.

Kasus pelanggaran data ini mengikuti banyak kasus lainnya, di mana informasi sensitif dari pengguna internet telah menemukan jalannya ke dark web.

Pada bulan Februari, email, kata sandi, dan informasi pribadi lainnya dari BGR India bocor di dark web. BGR, yang merupakan singkatan dari Boy Genius Report, adalah situs web teknologi yang berkantor pusat di Amerika Serikat (AS) yang juga beroperasi dari India.

Pada Oktober 2019, data rahasia dari hampir 1,3 juta pemegang kartu debit dan kredit India di-compromised di dark web, membuat mereka terekspos risiko penipuan keuangan online. Kebocoran data pribadi besar-besaran diperkirakan memiliki nilai sekitar USD130 juta di pasar gelap.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
(ian)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More