Korban Tewas Tembus 375 Jiwa, Filipina Kerahkan Militer Bantu Korban Topan Rai
Senin, 20 Desember 2021 - 23:45 WIB
Lebih dari 300.000 orang dilaporkan meninggalkan rumah dan resor tepi pantai mereka saat Topan Rai menghantam negara itu pada hari pertengahan pekan lalu. "Situasi kami sangat putus asa. Warga sangat membutuhkan air minum dan makanan," kata Ferry Asuncion, seorang pedagang kaki lima di kota tepi laut Surigao yang dilanda badai.
Gubernur provinsi Arthur Yap mengatakan kepada penyiar CNN Filipina kekhawatirannya soal jumlah korban tewas yang bisa meningkat, karena kurangnya sambungan telepon seluler yang membuat sulit untuk mengumpulkan informasi.
Banyak rumah kayu di kota pesisir Ubay diratakan dan perahu nelayan kecil dihancurkan di pulau itu, di mana keadaan bencana telah diumumkan. Ada juga kerusakan yang meluas di pulau Siargao, Dinagat dan Mindanao, yang menanggung beban terberat badai ketika menghantam negara itu dengan kecepatan angin 195kmh.
Sedikitnya 10 orang tewas di Kepulauan Dinagat, kata petugas informasi provinsi Jeffrey Crisostomo kepada AFP, Minggu. SOS dilukis di sebuah jalan di kota wisata populer General Luna di pulau Siargao, di mana para peselancar dan wisatawan datang berbondong-bondong menjelang Natal, ketika orang-orang berjuang untuk menemukan air dan makanan.
"Tidak ada air lagi, ada kekurangan air, pada hari pertama sudah ada penjarahan di lingkungan kami," kata pemilik resor Siargao, Marja O'Donnell kepada CNN Filipina. Badai itu telah memberikan pukulan telak bagi sektor pariwisata negara itu, yang sudah berjuang untuk pulih setelah pembatasan COVID-19 menghancurkan jumlah pengunjung.
Gubernur provinsi Arthur Yap mengatakan kepada penyiar CNN Filipina kekhawatirannya soal jumlah korban tewas yang bisa meningkat, karena kurangnya sambungan telepon seluler yang membuat sulit untuk mengumpulkan informasi.
Banyak rumah kayu di kota pesisir Ubay diratakan dan perahu nelayan kecil dihancurkan di pulau itu, di mana keadaan bencana telah diumumkan. Ada juga kerusakan yang meluas di pulau Siargao, Dinagat dan Mindanao, yang menanggung beban terberat badai ketika menghantam negara itu dengan kecepatan angin 195kmh.
Sedikitnya 10 orang tewas di Kepulauan Dinagat, kata petugas informasi provinsi Jeffrey Crisostomo kepada AFP, Minggu. SOS dilukis di sebuah jalan di kota wisata populer General Luna di pulau Siargao, di mana para peselancar dan wisatawan datang berbondong-bondong menjelang Natal, ketika orang-orang berjuang untuk menemukan air dan makanan.
"Tidak ada air lagi, ada kekurangan air, pada hari pertama sudah ada penjarahan di lingkungan kami," kata pemilik resor Siargao, Marja O'Donnell kepada CNN Filipina. Badai itu telah memberikan pukulan telak bagi sektor pariwisata negara itu, yang sudah berjuang untuk pulih setelah pembatasan COVID-19 menghancurkan jumlah pengunjung.
(esn)
tulis komentar anda