Demonstran di Amerika Serikat Tuntut Reformasi Kepolisian
Selasa, 09 Juni 2020 - 11:09 WIB
Menanggapi pengumuman itu, Kandace Montgomery, pimpinan Black Vision, kelompok yang mengampanyekan antirasisme di Minnesota, mengatakan seharusnya tidak perlu sampai banyak korban meninggal untuk membawa demonstran beraksi. “Kami lebih aman tanpa patroli bersenjata yang didukung negara yang memburu warga kulit hitam,” ujarnya.
Secara nasional, Partai Demokrat di kongres direncanakan akan mengajukan undang-undang tentang reformasi kepolisian.
Wali Kota New York Bill de Blasio mengatakan akan mengalihkan dana dari kepolisian kota ke berbagai layanan sosial kepada kelompok etnis berwarna. “Serangkaian reformasi yang didesain untuk membangun kepercayaan antara penduduk dan departemen kepolisian,” katanya.
Langkah Blasio sebagai respons atas seruan "defund the police" atau seruan menghentikan aliran dana terhadap institusi kepolisian diteriakkan dalam berbagai unjuk rasa baru-baru ini, yang terkadang pecah menjadi kekerasan dan penjarahan. Para pendukung "defunding" selama bertahun-tahun telah mengutuk apa yang mereka sebut sebagai kepolisian militer yang agresif di AS. (Baca juga: AS Kantongi Bukti China Coba Sabotase Pengembangan Vaksin Covid-19)
Mereka berpendapat bahwa anggaran departemen kepolisian harus dipotong dan dana dialihkan ke program sosial untuk menghindari konfrontasi yang tidak perlu dan memulihkan kesenjangan rasial.
Sebelumnya, kematian Floyd di tangan polisi telah memicu gelombang protes antirasisme yang berlangsung hingga sekarang di sejumlah negara. Pemakaman Floyd dijadwalkan pada hari Selasa (9/6) di Houston, kota kelahirannya sebelum dia pindah ke Minneapolis.
Unjuk rasa berawal setelah muncul video yang menayangkan warga Amerika berkulit hitam berusia 46 tahun itu dijepit lehernya di aspal, seorang polisi kulit putih menekan lehernya dengan lutut selama hampir sembilan menit. Derek Chauvin sudah dipecat dan didakwa dengan pasal pembunuhan. Tiga petugas polisi lainnya yang berada di tempat kejadian juga telah dipecat dan didakwa membantu dan bersekongkol. (Andika H Mustaqim)
Secara nasional, Partai Demokrat di kongres direncanakan akan mengajukan undang-undang tentang reformasi kepolisian.
Wali Kota New York Bill de Blasio mengatakan akan mengalihkan dana dari kepolisian kota ke berbagai layanan sosial kepada kelompok etnis berwarna. “Serangkaian reformasi yang didesain untuk membangun kepercayaan antara penduduk dan departemen kepolisian,” katanya.
Langkah Blasio sebagai respons atas seruan "defund the police" atau seruan menghentikan aliran dana terhadap institusi kepolisian diteriakkan dalam berbagai unjuk rasa baru-baru ini, yang terkadang pecah menjadi kekerasan dan penjarahan. Para pendukung "defunding" selama bertahun-tahun telah mengutuk apa yang mereka sebut sebagai kepolisian militer yang agresif di AS. (Baca juga: AS Kantongi Bukti China Coba Sabotase Pengembangan Vaksin Covid-19)
Mereka berpendapat bahwa anggaran departemen kepolisian harus dipotong dan dana dialihkan ke program sosial untuk menghindari konfrontasi yang tidak perlu dan memulihkan kesenjangan rasial.
Sebelumnya, kematian Floyd di tangan polisi telah memicu gelombang protes antirasisme yang berlangsung hingga sekarang di sejumlah negara. Pemakaman Floyd dijadwalkan pada hari Selasa (9/6) di Houston, kota kelahirannya sebelum dia pindah ke Minneapolis.
Unjuk rasa berawal setelah muncul video yang menayangkan warga Amerika berkulit hitam berusia 46 tahun itu dijepit lehernya di aspal, seorang polisi kulit putih menekan lehernya dengan lutut selama hampir sembilan menit. Derek Chauvin sudah dipecat dan didakwa dengan pasal pembunuhan. Tiga petugas polisi lainnya yang berada di tempat kejadian juga telah dipecat dan didakwa membantu dan bersekongkol. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda