Terungkap! Serangan Udara AS di Timur Tengah Cacat Intelijen, Tewaskan Ribuan Warga Sipil

Minggu, 19 Desember 2021 - 09:25 WIB
Sebuah dokumen Pentagon mengungkap bahwa serangan udara AS di Timur Tengah ditandai dengan kecacatan intelijen yang mendalam. Foto/Ilustrasi/Sindonews
WASHINGTON - Sebuah dokumen Pentagon yang diperoleh New York Times menunjukkan bahwa serangan udara Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah ditandai dengan "kecacatan intelijen yang mendalam." Ini mengakibatkan ribuan warga sipil, termasuk anak-anak.

Dilaporkan New York Times, kumpulan dokumen rahasia yang mencakup lebih dari 1.300 laporan korban sipil melemahkan gambaran pemerintah AS tentang perang yang dilakukan dengan bom presisi. Janji transparansi dan akuntabilitas sering gagal.

"Tidak satu pun catatan yang diberikan mencakup temuan kesalahan atau tindakan disipliner," surat kabar itu melaporkan dalam apa yang dikatakan sebagai seri pertama dari dua bagian seperti disitir dari France24, Minggu (19/12/2021).



Sementara beberapa kasus yang disebutkan oleh New York Times sebelumnya telah dilaporkan, penyelidikannya menunjukkan bahwa jumlah kematian warga sipil telah dikurangi secara drastis, setidaknya beberapa ratus.



Di antara tiga kasus yang dikutip adalah pengeboman 19 Juli 2016 oleh pasukan khusus AS terhadap apa yang diyakini sebagai tiga daerah kelompok Negara Islam (IS, dulu ISIS) di Suriah utara. Laporan awal adalah 85 anggota ISIS tewas. Sebaliknya, yang tewas adalah 120 petani dan penduduk desa lainnya.

Contoh lain adalah serangan November 2015 di Ramadi, Irak setelah seorang pria terlihat menyeret "benda berat yang tidak diketahui" ke posisi ISIS. "Objek", sebuah tinjauan ditemukan, adalah seorang anak, yang tewas dalam serangan.

"Rekaman pengawasan yang buruk atau tidak memadai sering berkontribusi pada kegagalan penargetan yang mematikan," kata laporan itu.

Baru-baru ini, AS harus mencabut klaimnya bahwa kendaraan yang dihancurkan oleh drone di jalanan Kabul pada bulan Agustus lalu telah berisi bom. Korban serangan itu ternyata 10 anggota keluarga, termasuk anak-anak.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More