Rusia Ungkap di Mana Perang Dunia III Telah Dimulai
Jum'at, 17 Desember 2021 - 14:33 WIB
MOSKOW - Konflik global baru sudah pecah di dunia siber. Pejabat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Andrey Krutskikh mengungkapkan hal itu pada Kamis (16/12/2021).
Dia menambahkan Moskow berharap bekerja dengan Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi risiko yang berasal dari pertempuran digital itu.
Andrey Krutskikh adalah pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia yang bertugas mengawasi kerja sama internasional negara itu dalam keamanan informasi.
Dia berbicara pada Kamis di konferensi akademis tentang posisi Rusia di dunia politik saat ini. Dia mengklaim serangan siber telah menjadi begitu sering dan parah hingga merupakan konflik dunia baru, tersembunyi dari mata publik.
“Perang sedang terjadi, dan berlangsung sangat intens,” papar dia memperingatkan dalam pidatonya di Institut Hubungan Internasional Negara Moskow, dilansir RT.com.
“Sebanyak apa pun kita bertindak seperti ini, semuanya disembunyikan, pada kenyataannya, permusuhan skala penuh terjadi di dunia siber. Dan secara umum, media benar untuk mengatakan ini sudah Perang Dunia Ketiga. Kami hanya tidak tahu sejauh mana kerusakannya, atau siapa yang akan kalah pada akhirnya, atau seperti apa konfigurasi dunia sebagai akibat dari perang,” tutur dia.
Krutskikh menekankan Kremlin sangat ingin menggunakan struktur PBB untuk mencapai kesepakatan internasional mengenai perang digital.
Dia mengeluh, AS dan negara-negara lain telah mengganggu upaya Moskow menjadikan masalah ini sebagai prioritas.
Pada Januari, dia melaporkan, “Akan ada sesi substantif dari komisi khusus PBB untuk pengembangan konvensi untuk perang dunia siber.”
Sesi itu adalah inisiatif yang didukung Moskow, Krutskikh mengklaim. “Bahkan di sini mereka telah mencoba menggunakan alasan yang berbeda untuk mengurangi peran Rusia, dan memperkenalkan kondisi untuk menggagalkan proses negosiasi,” ujar dia.
Awal tahun ini, Presiden AS Joe Biden menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, mengklaim Kremlin berada di balik peretasan besar-besaran perusahaan SolarWinds yang berbasis di Texas, yang membahayakan sistem lebih dari 100 perusahaan komersial di seluruh dunia, serta sembilan perusahaan agensi pemerintahan AS.
Moskow membantah tuduhan itu, dengan mengatakan, “Sudah saatnya menertibkan tanah Amerika, dari mana serangan terus-menerus terhadap infrastruktur penting di Rusia muncul.”
Pada Maret, perusahaan keamanan siber AS, FireEye, memperingatkan warga Amerika akan menghadapi serangan siber yang semakin buruk di masa depan.
“Orang-orang bahkan tidak tahu semua hal yang mereka andalkan. Tiba-tiba rantai pasokan mulai terganggu karena komputer tidak berfungsi,” tutur CEO FireEye Kevin Mandia mengatakan kepada Axios.
Dia menambahkan Moskow berharap bekerja dengan Amerika Serikat (AS) untuk mengurangi risiko yang berasal dari pertempuran digital itu.
Andrey Krutskikh adalah pejabat Kementerian Luar Negeri Rusia yang bertugas mengawasi kerja sama internasional negara itu dalam keamanan informasi.
Dia berbicara pada Kamis di konferensi akademis tentang posisi Rusia di dunia politik saat ini. Dia mengklaim serangan siber telah menjadi begitu sering dan parah hingga merupakan konflik dunia baru, tersembunyi dari mata publik.
“Perang sedang terjadi, dan berlangsung sangat intens,” papar dia memperingatkan dalam pidatonya di Institut Hubungan Internasional Negara Moskow, dilansir RT.com.
“Sebanyak apa pun kita bertindak seperti ini, semuanya disembunyikan, pada kenyataannya, permusuhan skala penuh terjadi di dunia siber. Dan secara umum, media benar untuk mengatakan ini sudah Perang Dunia Ketiga. Kami hanya tidak tahu sejauh mana kerusakannya, atau siapa yang akan kalah pada akhirnya, atau seperti apa konfigurasi dunia sebagai akibat dari perang,” tutur dia.
Krutskikh menekankan Kremlin sangat ingin menggunakan struktur PBB untuk mencapai kesepakatan internasional mengenai perang digital.
Dia mengeluh, AS dan negara-negara lain telah mengganggu upaya Moskow menjadikan masalah ini sebagai prioritas.
Pada Januari, dia melaporkan, “Akan ada sesi substantif dari komisi khusus PBB untuk pengembangan konvensi untuk perang dunia siber.”
Sesi itu adalah inisiatif yang didukung Moskow, Krutskikh mengklaim. “Bahkan di sini mereka telah mencoba menggunakan alasan yang berbeda untuk mengurangi peran Rusia, dan memperkenalkan kondisi untuk menggagalkan proses negosiasi,” ujar dia.
Awal tahun ini, Presiden AS Joe Biden menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, mengklaim Kremlin berada di balik peretasan besar-besaran perusahaan SolarWinds yang berbasis di Texas, yang membahayakan sistem lebih dari 100 perusahaan komersial di seluruh dunia, serta sembilan perusahaan agensi pemerintahan AS.
Moskow membantah tuduhan itu, dengan mengatakan, “Sudah saatnya menertibkan tanah Amerika, dari mana serangan terus-menerus terhadap infrastruktur penting di Rusia muncul.”
Pada Maret, perusahaan keamanan siber AS, FireEye, memperingatkan warga Amerika akan menghadapi serangan siber yang semakin buruk di masa depan.
“Orang-orang bahkan tidak tahu semua hal yang mereka andalkan. Tiba-tiba rantai pasokan mulai terganggu karena komputer tidak berfungsi,” tutur CEO FireEye Kevin Mandia mengatakan kepada Axios.
(sya)
tulis komentar anda