Truk BBM Meledak di Haiti, Tewaskan Lebih dari 50 Orang
Selasa, 14 Desember 2021 - 22:33 WIB
PORT AU PRINCE - Sebuah truk yang membawa bbm meledak di Haiti utara, menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai puluhan lainnya. Ini adalah bencana terbaru yang melanda negara yang kesulitannya semakin parah tahun ini.
Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry mengatakan, ledakan itu terjadi Senin malam di kota Cap-Haitien. Ia mengaku sangat terpukul dengan insiden ini.
"Tiga hari berkabung nasional akan ditetapkan di seluruh wilayah, untuk mengenang para korban tragedi ini yang seluruh bangsa Haiti berduka," cuitnya seperti dilansir dari AP, Selasa (14/12/2021).
Menurut Wakil Wali Kota Cap-Haitien, Patrick Almonor, insiden itu terjadi truk bensin terbalik setelah berusaha menghindari menabrak sepeda motor.
Ia mengatakan setidaknya 53 tewas dan lebih dari 100 terluka telah dilaporkan menyusul ledakan yang membakar sekitar 20 rumah di dekat lokasi tersebut. Dia memperkirakan jumlah kematian akan terus meningkat karena orang yang meninggal di rumah mereka belum dihitung.
"Mengerikan apa yang terjadi," katanya. “Kami kehilangan begitu banyak nyawa.”
Almonor mengatakan rumah sakit setempat sangat membutuhkan lebih banyak perawat, dokter, dan persediaan medis dasar untuk membantu mereka yang terluka.
“Kami kewalahan,” kata seseorang yang diidentifikasi sebagai Dr. Calhil Turenne kepada surat kabar Le Nouveliste.
Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry mengatakan, ledakan itu terjadi Senin malam di kota Cap-Haitien. Ia mengaku sangat terpukul dengan insiden ini.
"Tiga hari berkabung nasional akan ditetapkan di seluruh wilayah, untuk mengenang para korban tragedi ini yang seluruh bangsa Haiti berduka," cuitnya seperti dilansir dari AP, Selasa (14/12/2021).
Menurut Wakil Wali Kota Cap-Haitien, Patrick Almonor, insiden itu terjadi truk bensin terbalik setelah berusaha menghindari menabrak sepeda motor.
Ia mengatakan setidaknya 53 tewas dan lebih dari 100 terluka telah dilaporkan menyusul ledakan yang membakar sekitar 20 rumah di dekat lokasi tersebut. Dia memperkirakan jumlah kematian akan terus meningkat karena orang yang meninggal di rumah mereka belum dihitung.
"Mengerikan apa yang terjadi," katanya. “Kami kehilangan begitu banyak nyawa.”
Almonor mengatakan rumah sakit setempat sangat membutuhkan lebih banyak perawat, dokter, dan persediaan medis dasar untuk membantu mereka yang terluka.
“Kami kewalahan,” kata seseorang yang diidentifikasi sebagai Dr. Calhil Turenne kepada surat kabar Le Nouveliste.
tulis komentar anda