Hamas: Rencana Israel Caplok Tepi Barat akan Temui Kegagalan
Senin, 08 Juni 2020 - 18:19 WIB
GAZA - Hamas memperingatkan Israel mengenai rencana untuk memperluas kedaulatan atas wilayah-wilayah di Tepi Barat, termasuk Lembah Jordan yang strategis. Hamas menegaskan, rencana itu akan menemui kegagalan.
"Yerusalem akan tetap menjadi kota Palestina, Arab, dan Islam dan ibukota abadi negara Palestina, dan semua kekuatan di planet ini tidak akan dapat mengubah identitas, alamat, dan sejarah," kata Kantor Urusan Yerusalem Hamas dalam sebuah pernyataan.
"Pendudukan dan komplotannya melawan Yerusalem dan Palestina akan menemui kegagalan dan konspirasi tidak akan menjamin masa depan keberadaannya di tanah Palestina," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (8/6/2020).
Hamas juga mengecam apa yang digambarkannya sebagai kesepakatan tak menyenangkan abad ini, merujuk pada kesepakatan penyelesaian konflik Palestina-Israel yang digagas Amerika Serikat (AS).
Hamas juga mengatakan bahwa beberapa negara telah memasuki tahap mencolok normalisasi hubungan dengan Tel Aviv melalui politik, ekonomi, budaya, olahraga, dan lintasan artistik yang bertentangan dengan martabat dan kehendak orang-orang Arab dan Muslim yang telah lama mendukung rakyat Palestina dalam perjuangan panjang mereka dengan musuh Zionis.
Mereka kemudian mendesak Otoritas Palestina untuk menarik diri dari Kesepakatan Oslo, yang ditandatangani pada 1990-an dan bertujuan menyelesaikan konflik Israel-Palestina sesuai dengan Resolusi 242 dan 338 Dewan Keamanan PBB.
"Yerusalem akan tetap menjadi kota Palestina, Arab, dan Islam dan ibukota abadi negara Palestina, dan semua kekuatan di planet ini tidak akan dapat mengubah identitas, alamat, dan sejarah," kata Kantor Urusan Yerusalem Hamas dalam sebuah pernyataan.
"Pendudukan dan komplotannya melawan Yerusalem dan Palestina akan menemui kegagalan dan konspirasi tidak akan menjamin masa depan keberadaannya di tanah Palestina," sambungnya, seperti dilansir Sputnik pada Senin (8/6/2020).
Hamas juga mengecam apa yang digambarkannya sebagai kesepakatan tak menyenangkan abad ini, merujuk pada kesepakatan penyelesaian konflik Palestina-Israel yang digagas Amerika Serikat (AS).
Hamas juga mengatakan bahwa beberapa negara telah memasuki tahap mencolok normalisasi hubungan dengan Tel Aviv melalui politik, ekonomi, budaya, olahraga, dan lintasan artistik yang bertentangan dengan martabat dan kehendak orang-orang Arab dan Muslim yang telah lama mendukung rakyat Palestina dalam perjuangan panjang mereka dengan musuh Zionis.
Mereka kemudian mendesak Otoritas Palestina untuk menarik diri dari Kesepakatan Oslo, yang ditandatangani pada 1990-an dan bertujuan menyelesaikan konflik Israel-Palestina sesuai dengan Resolusi 242 dan 338 Dewan Keamanan PBB.
(esn)
tulis komentar anda