Dalam Perang Lawan Corona, Sepak Terjang Mossad Tak Lagi Rahasia

Senin, 13 April 2020 - 16:40 WIB
"Hanya di Israel rumah sakit Sheba bisa meminta bantuan Mossad," katanya dalam sebuah wawancara. "Bisakah Anda bayangkan Rumah Sakit Mount Sinai pergi ke CIA untuk minta bantuan?," tanya dia, merujuk pada Pusat Medis New York.

Profesor Kreiss menolak untuk mengatakan dengan tepat bagaimana para pejabat Mossad telah membantu lembaga medis Israel atau dari mana peralatan impor itu berasal. Tetapi menurut enam pejabat Israel saat ini atau mantan yang memiliki pengetahuan tentang operasi Mossad, badan tersebut menggunakan kontak internasional untuk menghindari kekurangan pasokan yang bisa merusak sistem kesehatan Israel.

Keenam orang, yang berbicara dengan syarat anonim karena kegiatan Mossad diklasifikasikan, mengatakan kontak agen spionase telah terbukti sangat berharga dalam memungkinkan Israel untuk mendapatkan ventilator dan material tes COVID-19. Namun, terlepas dari upaya-upaya itu, masih ada kekurangan kapasitas di negara mayoritas Yahudi tersebut.

Enam orang itu menolak mengonfirmasi laporan media non-Israel bahwa beberapa barang diperoleh dari negara-negara Arab yang tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel.

Tetapi setidaknya seorang pejabat senior Mossad mengakui dalam sebuah wawancara dengan Ilana Dayan, pembawa acara "Uvda" di Channel 12, bahwa dalam beberapa kasus, agen-agen intelijen itu telah membeli pasokan yang sebenarnya sudah dipesan oleh negara-negara lain.

Pada akhir minggu pertama bulan April, orang-orang yang mengetahui operasi Mossad mengatakan Cohen yakin bahwa operasi badan intelijen tersebut telah memastikan bahwa Israel memiliki cukup ventilator untuk menghadapi prediksi terburuk.

Jika Litzman—yang awalnya bersikap arogan terhadap wabah virus telah dikritik dengan keras, mengindikasikan beberapa kelemahan dalam respons pemerintah—bagi banyak orang Israel, Mossad mewakili yang sebaliknya. Berita bantuan badan intelijen itu dalam perang melawan pandemi corona telah memperkuat citra Mossad sebagai salah satu lembaga pemerintah yang paling dikagumi di negera itu.

"Tidak ada waktu untuk kalah," kata Profesor Kreiss memuji apa yang dia gambarkan sebagai tekad bulat dari para agen Mossad. "Bagian dari semangatnya adalah melaksanakan tugasnya dengan cara apa pun," katanya lagi seperti dikutip New York Times.

Etos itu telah membantu membangun reputasi Mossad. Badan mata-mata tersebut terkenal karena penangkapan buron Nazi Adolph Eichmann pada 1960, respons mematikannya setelah pembantaian atlet-atlet Israel di Olimpiade Munich 1972, dan pencurian dokumen rahasia nuklir Iran pada 2018, yang dianggap Israel sebagai musuh paling berbahaya mereka.

Namun, badan itu juga memiliki beberapa kelemahan besar, termasuk upaya pembunuhan yang gagal pada 1997 terhadap Khaled Meshal, seorang tokoh terkemuka Hamas.

Hingga taraf tertentu, keterlibatan Mossad dalam perang melawan pandemi COVID-19 ini sangat memalukan bagi pejabat Kementerian Kesehatan, yang biasanya berbicara secara bebas kepada media, tetapi menolak mengomentari aspek apa pun dari peran layanan mata-mata itu.

Fakta bahwa sistem kesehatan negara itu harus merekrut Mossad adalah bukti bahwa rezim Zionis tidak siap untuk menanggapi jenis ancaman yang ditimbulkan oleh virus corona. Demikian disampaikan seorang tokoh tingkat tinggi dalam sistem kesehatan Israel, yang meminta ditulis anonim karena ia mengkritik ranah pelayanan.

Pasokan medis pertama yang dibeli dari luar negeri oleh Mossad tiba di Israel dengan penerbangan khusus 19 Maret lalu. Pasokan itu berupa 100.000 alat tes COVID-19.

Pasokan berikutnya mencakup lebih banyak alat tes, 1,5 juta masker bedah, puluhan ribu masker N-95, baju pelindung untuk kotak P3K, kacamata, dan berbagai obat.
Dapatkan berita terbaru, follow WhatsApp Channel SINDOnews sekarang juga!
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More