Bertambah, Negara yang Memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing

Kamis, 09 Desember 2021 - 16:49 WIB
Negara yang melakukan boikot diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 bertambah. Foto/Ilustrasi
OTTAWA - Negara melakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Musim Dingin Beijing terus bertambah. Terbaru adalah Kanada serta Inggris yang mengikuti jejak Australia serta Amerika Serikat (AS).

Keputusan Kanada untuk memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Justin Trudeau. Trudeau mengatakan Beijing akan menyadari kekhawatiran lama Barat tentang hak asasi manusia di China.

"(Jadi) seharusnya tidak mengejutkan bahwa kami memutuskan untuk tidak mengirim perwakilan diplomatik," katanya seperti dilansir dari Reuters, Kamis (9/12/2021).

Keputusan Trudeau tampaknya pasti akan menambah ketegangan dengan China karena penahanan Chief Financial Officer Huawei Technologies Meng Wanzhou berdasarkan surat perintah AS.



Seorang juru bicara Kedutaan Besar China di Kanada langsung bereaksi dengan menuduh Trudeau membuat klaim palsu.

"Berdasarkan bias ideologis serta kebohongan dan rumor, Kanada dan beberapa negara barat telah terang-terangan terlibat dalam manuver politik, dengan upaya untuk mengganggu kelancaran Olimpiade Beijing dan Paralimpiade Musim Dingin," kata juru bicara itu dalam sebuah pernyataan tertulis

"Penampilan canggung mereka hampir tidak dapat menemukan dukungan dan pasti akan gagal," imbuhnya.

Sementara itu ditanya sebelumnya di parlemen apakah negaranya akan mengikuti jejak Washington, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan: "Akan ada boikot diplomatik yang efektif terhadap Olimpiade Musim Dingin di Beijing, tidak ada menteri yang diharapkan hadir dan tidak ada pejabat."

"Saya tidak berpikir bahwa boikot olahraga masuk akal dan itu tetap menjadi kebijakan pemerintah," tambahnya, menunjukkan atlet Inggris masih akan bersaing.

China sendiri mengatakan tidak mengundang pejabat Inggris.

"Mempermasalahkan kehadiran pejabat pemerintah di Olimpiade Musim Dingin Beijing pada dasarnya adalah kampanye pencemaran nama baik politik," kata juru bicara kedutaan besar China di London.

Sebelumnya, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan keputusan negaranya muncul karena perjuangannya untuk membuka kembali saluran diplomatik dengan China guna membahas dugaan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah barat jauh Xinjiang dan langkah Beijing melawan impor Australia.



Namun China telah membantah melakukan kesalahan di Xinjiang dan mengatakan tuduhan itu dibuat-buat.

Juru bicara kementerian luar negeri Wang Wenbin mengatakan politisi Australia terlibat dalam "posisi politik".

"Apakah mereka datang atau tidak, tidak ada yang peduli," tambahnya.

Amerika Serikat adalah yang pertama mengumumkan boikot minggu ini, dengan mengatakan pada hari Senin bahwa pejabat pemerintahnya tidak akan menghadiri Olimpiade Beijing Februari karena "kekejaman" hak asasi manusia China, beberapa minggu setelah pembicaraan yang bertujuan untuk meredakan ketegangan hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia.



China pada hari Selasa mengatakan Amerika Serikat akan "membayar harga" untuk keputusannya dan memperingatkan tindakan balasan tetapi tidak memberikan rincian.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) berusaha untuk mengecilkan boikot diplomatik yang berkembang. Presiden IOC Thomas Bach mengatakan Komite selalu memperhatikan partisipasi para atlet di Olimpiade.

"Jadi kami menyambut baik dukungan untuk tim Olimpiade mereka yang telah ditekankan oleh semua pemerintah ini," katanya dalam konferensi pers video.

"Ini memberikan kepastian kepada para atlet dan ini tentang IOC," imbuhnya.

Ketua komite atlet Beijing 2022 mengatakan Olimpiade adalah panggung untuk atlet, bukan landasan politik, menurut kantor berita Xinhua.

"Politisasi olahraga dan penggunaan Olimpiade sebagai kendaraan untuk tujuan politik oleh politisi individu pasti akan melanggar Piagam Olimpiade," kata Yang Yang, peraih medali emas Olimpiade Musim Dingin pertama China.

(ian)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More