Sulitnya Minoritas Muslim India Cari Tempat Salat Jumat, Faktanya Mengerikan
Rabu, 08 Desember 2021 - 10:35 WIB
Khan mengatakan mayoritas komunitas Hindu di kota itu tidak menentang umat Islam yang salat di tempat-tempat ini. “Hanya segelintir orang yang menciptakan ketidakharmonisan komunal,” tutur dia.
Pengacara Kulbhushan Bhardwaj, salah satu penyelenggara acara Jumat, ketika ditanya tentang ritual Hindu yang diadakan pada hari biasanya umat Islam salat Jumat, berujar, “Kami belajar ini dari Muslim.”
“Mereka (Muslim), alih-alih melakukan salat di masjid mereka, salat di ruang terbuka tanpa peduli dengan hukum atau pemerintah,” ungkap dia kepada Al Jazeera.
Rajiv Mittal, juru bicara kelompok Hindu di balik acara tersebut, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka tidak menentang "Muslim yang melakukan salat" tetapi menentang "salat diadakan di ruang terbuka tanpa izin".
Dia mengklaim izin yang diberikan di 37 tempat di Gurugram hanya untuk bulan suci Ramadhan.
Aktivis dan profesor bahasa Hindi di Universitas Delhi, Apoorvanand, mengatakan Muslim India telah melakukan salat Jumat di tempat terbuka selama beberapa dekade.
“Itu tidak pernah menyinggung perasaan Hindu. Saya melihatnya sebagai elemen kriminal yang mendapatkan tempat dan pemerintah menyerah pada tekanan mereka,” ungkap dia.
Anggota parlemen Owaisi itu mengatakan, “Beragam syarat (sedang) diberlakukan untuk pembangunan masjid oleh pihak berwenang.”
“Mengapa mereka memberi banyak syarat ini bahwa hanya jika x persentase Muslim (tinggal di wilayah tertentu), baru kemudian Anda dapat membangun masjid?” tanya dia.
"Anda menyangkal hak fundamental saya dengan memaksakan syarat-syarat seperti itu," pungkas dia.
Pengacara Kulbhushan Bhardwaj, salah satu penyelenggara acara Jumat, ketika ditanya tentang ritual Hindu yang diadakan pada hari biasanya umat Islam salat Jumat, berujar, “Kami belajar ini dari Muslim.”
“Mereka (Muslim), alih-alih melakukan salat di masjid mereka, salat di ruang terbuka tanpa peduli dengan hukum atau pemerintah,” ungkap dia kepada Al Jazeera.
Rajiv Mittal, juru bicara kelompok Hindu di balik acara tersebut, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa mereka tidak menentang "Muslim yang melakukan salat" tetapi menentang "salat diadakan di ruang terbuka tanpa izin".
Dia mengklaim izin yang diberikan di 37 tempat di Gurugram hanya untuk bulan suci Ramadhan.
Aktivis dan profesor bahasa Hindi di Universitas Delhi, Apoorvanand, mengatakan Muslim India telah melakukan salat Jumat di tempat terbuka selama beberapa dekade.
“Itu tidak pernah menyinggung perasaan Hindu. Saya melihatnya sebagai elemen kriminal yang mendapatkan tempat dan pemerintah menyerah pada tekanan mereka,” ungkap dia.
Anggota parlemen Owaisi itu mengatakan, “Beragam syarat (sedang) diberlakukan untuk pembangunan masjid oleh pihak berwenang.”
“Mengapa mereka memberi banyak syarat ini bahwa hanya jika x persentase Muslim (tinggal di wilayah tertentu), baru kemudian Anda dapat membangun masjid?” tanya dia.
"Anda menyangkal hak fundamental saya dengan memaksakan syarat-syarat seperti itu," pungkas dia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda