Tuntut Rasisme Diakhiri, Ribuan Warga AS Ingin Jadi Bagian dari Sejarah
Senin, 08 Juni 2020 - 06:55 WIB
Sinyal penurunan ketegangan ditunjukkan Mayor Jenderal William Walker, komandan Garda Nasional Washington, yang menarik 4.000 prajurit dari kota-kota di 11 negara bagian di Gedung Putih. “Mereka akan ditarik pada Senin (hari ini),” katanya. Itu menjadi upaya militer untuk mengabaikan perintah Presiden AS Donald Trump untuk membubarkan aksi demonstrasi.
Di New York, kerumunan para demonstran melintasi Brooklyn Bridge menuju Manhattan dan Broadway. Ribuan warga lainnya berkumpul di Harlem di dekat Central Park menuju Washington Square Park. Parahnya, banyak demonstran masih menggelar aksi di atas jam 8 malam saat jam malam diberlakukan.
“Dengarkan, kita adalah demonstran damai. Tidak ada alasan kita ditangkap karena beraksi dengan damai,” kata Paris, pemimpin aksi, dilansir CNN. “Kamu lihat tidak ada penjarahan. Kamu lihat tidak ada kerusuhan. Ketika mereka memberlakukan jam malam, mereka berusaha mengontrol kita. Mereka tidak memiliki hak mengontrol kita,” ucapnya. Paris juga meminta para pengunjuk rasa lainnya agar tetap damai. “Bersatu, rakyat tidak akan terkalahkan,” ujarnya. (Baca juga: Trump Minta 10 ibu Pasukan Ditempatkan di Washington)
Di Philadelphia, para demonstran beraksi di Philadelphia Art Museum. “Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian,” teriak para demonstran. Sebagian demonstran beraksi menuju Benjamin Franklin Parkway, melalui John F Kennedy Plaza dan Philadelphia City Hall.
Yang mengejutkan adalah sekitar 200 orang demonstrasi Black Lives Matter di dekat Vidor, Texas, yang dikenal berafiliasi dengan Ku Klux Klan, kelompok supremasi kulit putih.
Rasisme memang telah mendarah daging di AS, mulai dari pemerintahan, tindakan brutal polisi, hingga perawatan kesehatan. Warga kulit hitam yang dipenjara di AS lima kali lebih banyak dibandingkan orang kulit putih. Masyarakat keturunan Afrika lebih sering dijatuhi hukuman narkoba sebanyak enam kali lipat dibandingkan orang kulit putih, padahal tingkat penggunaan narkoba antara kedua ras itu sama. (Baca juga: Dorong Lansia, Dua Polisi AS Didakwa Lakukan Penyerangan)
National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) melaporkan, ibu kulit hitam dua kali lipat mengalami kematian dibandingkan perempuan kulit putih yang melaporkan. Sistem rasisme juga sangat kental dalam sistem sekolah, pembelian properti, dan sumber daya publik lainnya. Pusat Penelitian Pew pada 2019 menyatakan, lebih dari delapan dari 10 orang kulit hitam mengatakan legasi perbudakan berdampak pada posisi AS saat ini. Separuh dari responden menyatakan AS tidak akan mewujudkan kesetaraan rasial. (Andika H Mustaqim)
Di New York, kerumunan para demonstran melintasi Brooklyn Bridge menuju Manhattan dan Broadway. Ribuan warga lainnya berkumpul di Harlem di dekat Central Park menuju Washington Square Park. Parahnya, banyak demonstran masih menggelar aksi di atas jam 8 malam saat jam malam diberlakukan.
“Dengarkan, kita adalah demonstran damai. Tidak ada alasan kita ditangkap karena beraksi dengan damai,” kata Paris, pemimpin aksi, dilansir CNN. “Kamu lihat tidak ada penjarahan. Kamu lihat tidak ada kerusuhan. Ketika mereka memberlakukan jam malam, mereka berusaha mengontrol kita. Mereka tidak memiliki hak mengontrol kita,” ucapnya. Paris juga meminta para pengunjuk rasa lainnya agar tetap damai. “Bersatu, rakyat tidak akan terkalahkan,” ujarnya. (Baca juga: Trump Minta 10 ibu Pasukan Ditempatkan di Washington)
Di Philadelphia, para demonstran beraksi di Philadelphia Art Museum. “Tidak ada keadilan, tidak ada perdamaian,” teriak para demonstran. Sebagian demonstran beraksi menuju Benjamin Franklin Parkway, melalui John F Kennedy Plaza dan Philadelphia City Hall.
Yang mengejutkan adalah sekitar 200 orang demonstrasi Black Lives Matter di dekat Vidor, Texas, yang dikenal berafiliasi dengan Ku Klux Klan, kelompok supremasi kulit putih.
Rasisme memang telah mendarah daging di AS, mulai dari pemerintahan, tindakan brutal polisi, hingga perawatan kesehatan. Warga kulit hitam yang dipenjara di AS lima kali lebih banyak dibandingkan orang kulit putih. Masyarakat keturunan Afrika lebih sering dijatuhi hukuman narkoba sebanyak enam kali lipat dibandingkan orang kulit putih, padahal tingkat penggunaan narkoba antara kedua ras itu sama. (Baca juga: Dorong Lansia, Dua Polisi AS Didakwa Lakukan Penyerangan)
National Association for the Advancement of Colored People (NAACP) melaporkan, ibu kulit hitam dua kali lipat mengalami kematian dibandingkan perempuan kulit putih yang melaporkan. Sistem rasisme juga sangat kental dalam sistem sekolah, pembelian properti, dan sumber daya publik lainnya. Pusat Penelitian Pew pada 2019 menyatakan, lebih dari delapan dari 10 orang kulit hitam mengatakan legasi perbudakan berdampak pada posisi AS saat ini. Separuh dari responden menyatakan AS tidak akan mewujudkan kesetaraan rasial. (Andika H Mustaqim)
(ysw)
tulis komentar anda