Menlu Israel: Hanya Ancaman Militer Kredibel yang Akan Hentikan Program Nuklir Iran
Rabu, 01 Desember 2021 - 23:45 WIB
PARIS - Menteri Luar Negeri Israel , Yair Lapid mengatakan kepada Presiden Prancis , Emmanuel Macron bahwa hanya ancaman militer yang kredibel yang akan menghentikan program nuklir Iran . Hal itu diungkapkan Lapid saat bertemu Macron di Istana Elysee, Paris, Prancis, Selasa (30/11/2021).
Seperti dilaporkan i24 News, dalam pertemuan itu Lapid menegaskan kembali posisi Israel bahwa Iran sedang mencoba mengulur waktu untuk mempromosikan program nuklirnya. Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Israel, Lapid menyebutkan perlunya mempersiapkan rencana mendesak untuk berurusan dengan Iran.
"Sanksi terhadap Iran tidak boleh dihapus. Sanksi harus diperketat, ancaman militer yang kredibel harus diterapkan, karena hanya itu yang akan menghentikan perlombaan nuklirnya," ujar Lapid.
Menurutnya, perundingan mengenai program nuklir Iran bukanlah sebuah jaminan kalau negara tersebut tidak akan melanjutkannya. "Perlombaan tidak berhenti di sini dan perlombaan tidak berhenti pada pembicaraan di Wina," kata Lapid, merujuk lokasi perundingan nuklir antara Iran dengan keuatan dunia berlangsung.
"Dengan (Perdana Menteri Naftali) Bennett dan Menteri Pertahanan (Benny) Gantz yang akan pergi ke Washington minggu depan, kami akan terus bekerja untuk memastikan bahwa dunia sepenuhnya memahami ancaman Iran," tegasnya.
Lapid sendiri menggambarkan pertemuan dengan Macron berlangsung "hangat." Di Twitter, dia menulis: "Saya baru saja menyelesaikan pertemuan yang panjang dan hangat dengan Presiden Prancis, @EmmanuelMacron. Selama pertemuan kami, kami membahas panjang lebar dimulainya kembali pembicaraan dengan Iran."
Seperti dilaporkan i24 News, dalam pertemuan itu Lapid menegaskan kembali posisi Israel bahwa Iran sedang mencoba mengulur waktu untuk mempromosikan program nuklirnya. Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Kementerian Luar Negeri Israel, Lapid menyebutkan perlunya mempersiapkan rencana mendesak untuk berurusan dengan Iran.
"Sanksi terhadap Iran tidak boleh dihapus. Sanksi harus diperketat, ancaman militer yang kredibel harus diterapkan, karena hanya itu yang akan menghentikan perlombaan nuklirnya," ujar Lapid.
Menurutnya, perundingan mengenai program nuklir Iran bukanlah sebuah jaminan kalau negara tersebut tidak akan melanjutkannya. "Perlombaan tidak berhenti di sini dan perlombaan tidak berhenti pada pembicaraan di Wina," kata Lapid, merujuk lokasi perundingan nuklir antara Iran dengan keuatan dunia berlangsung.
"Dengan (Perdana Menteri Naftali) Bennett dan Menteri Pertahanan (Benny) Gantz yang akan pergi ke Washington minggu depan, kami akan terus bekerja untuk memastikan bahwa dunia sepenuhnya memahami ancaman Iran," tegasnya.
Lapid sendiri menggambarkan pertemuan dengan Macron berlangsung "hangat." Di Twitter, dia menulis: "Saya baru saja menyelesaikan pertemuan yang panjang dan hangat dengan Presiden Prancis, @EmmanuelMacron. Selama pertemuan kami, kami membahas panjang lebar dimulainya kembali pembicaraan dengan Iran."
(esn)
tulis komentar anda