Kepala Nuklir Iran: Israel Harus Ngaca Dulu sebelum Ancam Serang Teheran

Senin, 29 November 2021 - 07:12 WIB
loading...
Kepala Nuklir Iran:...
Kepala Organisasi Energi Nuklir Iran, Mohammad Eslami, minta Israel ngaca dulu sebelum mengancam akan menyerang situs nuklir Teheran. Foto/Tehran Times
A A A
TEHERAN - Kepala Organisasi Energi Nuklir Iran , Mohammad Eslami, mendesak Israel untuk mengecek kemampuannya terlebih dahulu sebelum mengancam akan menyerang Teheran.

Dia memperingatkan rezim Zionis untuk tidak sembrono mengumbar ancaman akan menyerang situs nuklir Republik Islam Iran.

“Rezim Zionis harus melihat ke cermin sebelum mengancam untuk menargetkan situs nuklir Iran,” kata Eslami dalam sebuah wawancara dengan jaringan televisi Yaman, Al-Masira pada hari Sabtu, yang dilansir Tehran Times, Minggu (28/11/2021).



Eslami menegaskan kembali posisi lama Teheran bahwa Republik Islam tidak memiliki niat untuk membangun senjata nuklir.

“Dalam strategi nasionalnya, Iran tidak pernah mencoba dan tidak akan pernah mencoba untuk memperoleh senjata nuklir. Ini bertindak sesuai dengan standar dan kerangka kerja Badan Energi Atom Internasional (IAEA),” kata Eslami.

Dia berbicara setelah Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Shamkhani, memperingatkan akhir bulan lalu bahwa Israel akan dibuat untuk membayar harga ekonomi yang besar jika berani menyerang Republik Islam.

"Alih-alih mengalokasikan anggaran USD1,5 miliar untuk kekejaman terhadap Iran, rezim Zionis harus fokus pada penyediaan dana puluhan ribu miliar dolar untuk memperbaiki kerusakan yang akan disebabkan oleh tanggapan mengejutkan Iran," tulis Shamkhani di Twitter.

Peringatan itu muncul setelah laporan media Israel bahwa pihak berwenang negara itu telah menyetujui USD1,5 miliar dalam pendanaan untuk persiapan menyerang fasilitas nuklir Iran.

Dana itu akan digunakan untuk operasional pesawat dan drone pengumpul intelijen serta persenjataan yang disesuaikan untuk serangan di fasilitas bawah tanah Iran yang dijaga ketat.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1764 seconds (0.1#10.140)