Dubes Rusia Anggap AS Usir Para Diplomat Kremlin Secara De Facto
Selasa, 30 November 2021 - 18:57 WIB
WASHINGTON - Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Amerika Serikat (AS) Anatoly Antonov mengatakan Washington memutarbalikkan fakta mengenai permintaan agar diplomat Rusia meninggalkan AS. Menurut Antonov, tindakan AS itu sebenarnya pengusiran.
Wakil Juru Bicara Kepala Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter mengatakan pada Senin (29/11/2021) bahwa perintah untuk 27 diplomat Rusia agar meninggalkan Amerika Serikat pada akhir Januari bukanlah pengusiran, karena Moskow dapat menugaskan anggota diplomatik lain daripada mereka yang diminta pergi.
Porter menyebutnya sebagai langkah untuk memastikan "keseimbangan yang lebih besar."
"Pihak Amerika berusaha menyesatkan publik lokal dan dunia, dengan sengaja memutarbalikkan fakta. Kami dikreditkan dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan. Situasinya justru sebaliknya," ujar Antonov, dilansir Sputnik pada Selasa (30/11/2021).
Dia mengatakan Departemen Luar Negeri AS pada Desember 2020 secara sepihak menetapkan batas tiga tahun penugasan jangka panjang untuk karyawan Kedutaan Besar Rusia di Washington dan Konsulat Jenderal Rusia di New York dan Houston.
“Mengenai misi diplomatik lainnya, ada masa tinggal lima tahun di AS. Pernyataan bahwa kepergian 55 diplomat Rusia tidak dapat dianggap sebagai pengusiran juga tidak dapat dikritik. Jelas ditunjukkan kepada kami bahwa dalam kasus penolakan untuk memenuhi persyaratan ini, Rusia akan kehilangan kekebalan dan hak istimewa diplomatik lainnya. Jadi, pembicaraan sebenarnya tentang pengusiran," ungkap Dubes Rusia itu.
"Kami menyerukan Washington untuk kembali ke kewajiban internasional mengenai properti diplomatik dan praktik normal operasi misi diplomatik. Proposal kami tetap di meja perundingan," ujar Antonov.
Dia menambahkan Rusia mendukung dialog yang jujur dan saling menghormati tentang semua masalah visa.
“Kami yakin jika ada niat baik, semua masalah bisa diselesaikan dengan cukup cepat,” papar Antonov.
Wakil Juru Bicara Kepala Departemen Luar Negeri AS Jalina Porter mengatakan pada Senin (29/11/2021) bahwa perintah untuk 27 diplomat Rusia agar meninggalkan Amerika Serikat pada akhir Januari bukanlah pengusiran, karena Moskow dapat menugaskan anggota diplomatik lain daripada mereka yang diminta pergi.
Porter menyebutnya sebagai langkah untuk memastikan "keseimbangan yang lebih besar."
"Pihak Amerika berusaha menyesatkan publik lokal dan dunia, dengan sengaja memutarbalikkan fakta. Kami dikreditkan dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan. Situasinya justru sebaliknya," ujar Antonov, dilansir Sputnik pada Selasa (30/11/2021).
Dia mengatakan Departemen Luar Negeri AS pada Desember 2020 secara sepihak menetapkan batas tiga tahun penugasan jangka panjang untuk karyawan Kedutaan Besar Rusia di Washington dan Konsulat Jenderal Rusia di New York dan Houston.
“Mengenai misi diplomatik lainnya, ada masa tinggal lima tahun di AS. Pernyataan bahwa kepergian 55 diplomat Rusia tidak dapat dianggap sebagai pengusiran juga tidak dapat dikritik. Jelas ditunjukkan kepada kami bahwa dalam kasus penolakan untuk memenuhi persyaratan ini, Rusia akan kehilangan kekebalan dan hak istimewa diplomatik lainnya. Jadi, pembicaraan sebenarnya tentang pengusiran," ungkap Dubes Rusia itu.
"Kami menyerukan Washington untuk kembali ke kewajiban internasional mengenai properti diplomatik dan praktik normal operasi misi diplomatik. Proposal kami tetap di meja perundingan," ujar Antonov.
Dia menambahkan Rusia mendukung dialog yang jujur dan saling menghormati tentang semua masalah visa.
“Kami yakin jika ada niat baik, semua masalah bisa diselesaikan dengan cukup cepat,” papar Antonov.
(sya)
tulis komentar anda