Bukunya Disensor, Mantan Menteri Pertahanan AS Gugat Pentagon

Senin, 29 November 2021 - 19:54 WIB
Mantan Menhan AS Mark Esper. Foto/REUTERS
WASHINGTON - Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Amerika Serikat (AS) Mark Esper menganggap Pentagon "secara tidak benar" menyensor bagian dari buku memoarnya yang akan terbit.

Dia mengatakan sejumlah bagian tulisannya disensor, termasuk percakapan dengan presiden AS saat itu Donald Trump dan para pejabat asing.

Esper menjabat di era Trump antara Juli 2019 dan November 2020. Dia menyerahkan naskah untuk bukunya, 'A Sacred Oath: Memoirs of a Secretary of Defense While Extraordinary Times', ke Departemen Pertahanan untuk tinjauan prapublikasi. Buku ini dijadwalkan keluar Mei mendatang.





Dalam gugatan yang diajukan pada Minggu (28/11/2021), Esper menuduh bagian-bagian penting dari teks tersebut “tidak dipublikasikan dengan benar.”



“Teks yang disembunyikan sangat penting untuk menceritakan kisah-kisah penting yang dibahas dalam naskah,” ungkap gugatan itu.

Gugatan itu mengungkapkan, pada 8 November, Esper mengirim email kepada penggantinya, Lloyd Austin, yang isinya Esper mengeluh bahwa Pentagon telah menginstruksikannya menghapus beberapa tulisan di buku itu yang menceritakan beberapa percakapan yang dia lakukan dengan Trump, serta kutipan oleh presiden Trump saat itu dan para pejabat lain saat rapat.

"Saya juga diminta menghapus pandangan saya tentang tindakan negara lain, percakapan yang saya lakukan dengan para pejabat asing, dan tentang peristiwa internasional yang diberitakan secara luas," tulis dia.

Dalam pernyataan kepada media, Esper menuduh Gedung Putih melanggar hak-hak yang dijamin oleh Konstitusi AS.

Dia mengatakan, “Tindakan hukum adalah satu-satunya jalan yang sekarang tersedia bagi saya untuk menceritakan kisah lengkap saya kepada orang-orang Amerika."

Sekretaris pers Pentagon John Kirby mengatakan, “Pentagon menganggap serius kewajibannya menyeimbangkan keamanan nasional dengan keinginan narasi penulis." Kirby menolak berkomentar lebih lanjut tentang masalah ini.
(sya)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More