Mata Uang Turki Runtuh, Demonstran Tuntut Erdogan Mundur
Rabu, 24 November 2021 - 07:26 WIB
ANKARA - Para pengunjuk rasa turun ke jalan-jalan di ibu kota Turki , Ankara, serta kota terbesar di negara itu, Istanbul. Mereka marah dan menuntut pengunduran diri Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan pemerintahnya karena inflasi yang meroket.
Pada Selasa malam (23/11/2021), pengunjuk rasa berbaris di jalan-jalan lingkungan Cankaya Ankara, di mana sebagian besar gedung pemerintah Turki dan lembaga pemerintah berada.
Mereka meneriakkan istifa (mundur) dan nama partai berkuasa Erdogan, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Banyak yang meniup peluit, menggedor panci dan wajan untuk membuat kebisingan.
Protes muncul di tengah meningkatnya krisis mata uang Lira Turki yang telah runtuh dari USD0,1 menjadi USD0,078 dalam nilainya selama sepekan terakhir. Ini menjadi penurunan terburuk sejak 2018.
Erdogan telah membela kebijakan moneter pemerintahnya, dengan mengatakan dia tidak akan terlibat dalam, “Permainan yang dimainkan oleh mereka yang membahas kenaikan mata uang, bunga, dan harga, tetapi akan melanjutkan rencana ekonomi pemerintah.”
“Kita akan keluar sebagai pemenang dari perang kemerdekaan ekonomi ini dengan bantuan Allah dan rakyat kami,” tegas Erdogan.
Kerusuhan telah menyebar ke Istanbul yang dikuasai Partai Rakyat Republik (CHP), oposisi Erdogan di tingkat nasional.
Salah satu video yang dibagikan di media sosial menunjukkan polisi anti huru hara bentrok dengan para pengunjuk rasa di lingkungan Kurtulus di Istanbul.
Istanbul adalah kota terbesar di Turki sejauh ini, dan baru-baru ini terjadi serangkaian bentrokan politik antara CHP dan AKP atas tuduhan korupsi dan pelanggaran.
Situasi di Turki tampaknya akan terus memanas dalam beberapa hari mendatang. Kerusuhan dan kekerasan membayangi situasi politik di negeri itu.
Lihat Juga: Pertama Kali di Dunia! Drone Bayraktar TB3 Mampu Mampu Lepas Landas dari Kapal Perang Kecil
Pada Selasa malam (23/11/2021), pengunjuk rasa berbaris di jalan-jalan lingkungan Cankaya Ankara, di mana sebagian besar gedung pemerintah Turki dan lembaga pemerintah berada.
Mereka meneriakkan istifa (mundur) dan nama partai berkuasa Erdogan, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Banyak yang meniup peluit, menggedor panci dan wajan untuk membuat kebisingan.
Protes muncul di tengah meningkatnya krisis mata uang Lira Turki yang telah runtuh dari USD0,1 menjadi USD0,078 dalam nilainya selama sepekan terakhir. Ini menjadi penurunan terburuk sejak 2018.
Erdogan telah membela kebijakan moneter pemerintahnya, dengan mengatakan dia tidak akan terlibat dalam, “Permainan yang dimainkan oleh mereka yang membahas kenaikan mata uang, bunga, dan harga, tetapi akan melanjutkan rencana ekonomi pemerintah.”
“Kita akan keluar sebagai pemenang dari perang kemerdekaan ekonomi ini dengan bantuan Allah dan rakyat kami,” tegas Erdogan.
Kerusuhan telah menyebar ke Istanbul yang dikuasai Partai Rakyat Republik (CHP), oposisi Erdogan di tingkat nasional.
Salah satu video yang dibagikan di media sosial menunjukkan polisi anti huru hara bentrok dengan para pengunjuk rasa di lingkungan Kurtulus di Istanbul.
Istanbul adalah kota terbesar di Turki sejauh ini, dan baru-baru ini terjadi serangkaian bentrokan politik antara CHP dan AKP atas tuduhan korupsi dan pelanggaran.
Situasi di Turki tampaknya akan terus memanas dalam beberapa hari mendatang. Kerusuhan dan kekerasan membayangi situasi politik di negeri itu.
Lihat Juga: Pertama Kali di Dunia! Drone Bayraktar TB3 Mampu Mampu Lepas Landas dari Kapal Perang Kecil
(sya)
tulis komentar anda