Sebar Hoaks Serangan Racun, Ceko Usir Dua Diplomat Rusia
Sabtu, 06 Juni 2020 - 08:53 WIB
PRAHA - Ceko mengusir dua diplomat Rusia karena menyebarkan kabar bohong terkait serangan racun terhadap Wali Kota Praha. Perdana Menteri Ceko mengatakan rencana serangan itu karangan diplomat Rusia akibat perselisihan internal para diplomat Rusia.
Pada bulan April lalu, Wali Kota Praha Zdenek Hrib mengatakan, ia berada di bawah perlindungan polisi setelah muncul laporan yang menyebut ada komplotan yang ingin menyerang tiga politisi Ceko. Media Ceko kemudian melaporkan bahwa seorang diplomat Rusia membawa koper berisi racun risin ke negara itu untuk melakukan pembunuhan.
Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Ceko Andrej Babis, mengatakan seluruh rencan telah terbongkar.
"Seluruh kasus terjadi sebagai akibat perselisihan internal di antara para pekerja di kedutaan (Rusia)," katanya.
"Salah satu dari mereka mengirim informasi palsu tentang serangan yang direncanakan terhadap politisi Ceko ke layanan kontra-intelijen kami," imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (6/6/2020).
Babis mengumumkan bahwa ia mengusir dua diplomat Rusia, dengan mengatakan: "Kami tertarik memiliki hubungan baik dengan semua negara, tetapi kami adalah negara berdaulat dan tindakan semacam itu tidak dapat diterima di wilayah kami."
Namun Babis tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang informasi baru.
Kedutaan Rusia menyebut keputusan itu sebagai "provokasi palsu" dan akan menanggapinya dengan mengusir para diplomat Ceko dari Moskow.
Rusia telah jengkel dengan sejumlah tindakan oleh pemerintah kota Praha dalam beberapa bulan terakhir, termasuk penggantian nama alun-alun di luar Kedutaan Besar Rusia setelah Boris Nemtsov, seorang politisi oposisi Rusia terkemuka ditembak mati di luar Kremlin pada 2015.
Kementerian luar negeri Rusia juga murka denga penghapusan patung komandan Tentara Merah Ivan Konev. Walikota Prague 6, distrik Ibu Kota tempat patung itu berada, adalah politisi lain yang dikatakan menjadi sasaran dalam plot serangan racun risin.
Meskipun demikian, ada skeptisisme atas tuduhan risin. Sementara agen-agen intelijen Rusia dituduh melakukan pembunuhan di seluruh Eropa, target biasanya adalah pembelot dari intelijen Rusia atau Chechen yang telah melakukan pelanggaran terhadap pemimpin Chechnya yang didukung Kremlin, Ramzan Kadyrov. Mengejar politisi asing akan menandai eskalasi taktik Moskow di luar negeri.
Namun, ada juga pertanyaan tentang versi baru dari pernyataan Babis.
"Pemerintah telah menawarkan penjelasan, tetapi kami masih belum melihat gambaran lengkapnya," kata Ondrej Kundra dari mingguan Ceko, Respekt, jurnalis yang mengungkap cerita asli tentang plot tersebut.
"Sulit membayangkan pemerintah mengeluarkan dua diplomat Rusia hanya karena mereka mengatakan hal-hal buruk tentang satu sama lain," imbuhnya.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
Pada bulan April lalu, Wali Kota Praha Zdenek Hrib mengatakan, ia berada di bawah perlindungan polisi setelah muncul laporan yang menyebut ada komplotan yang ingin menyerang tiga politisi Ceko. Media Ceko kemudian melaporkan bahwa seorang diplomat Rusia membawa koper berisi racun risin ke negara itu untuk melakukan pembunuhan.
Dalam sebuah pernyataan, Perdana Menteri Ceko Andrej Babis, mengatakan seluruh rencan telah terbongkar.
"Seluruh kasus terjadi sebagai akibat perselisihan internal di antara para pekerja di kedutaan (Rusia)," katanya.
"Salah satu dari mereka mengirim informasi palsu tentang serangan yang direncanakan terhadap politisi Ceko ke layanan kontra-intelijen kami," imbuhnya seperti dikutip dari The Guardian, Sabtu (6/6/2020).
Babis mengumumkan bahwa ia mengusir dua diplomat Rusia, dengan mengatakan: "Kami tertarik memiliki hubungan baik dengan semua negara, tetapi kami adalah negara berdaulat dan tindakan semacam itu tidak dapat diterima di wilayah kami."
Namun Babis tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang informasi baru.
Kedutaan Rusia menyebut keputusan itu sebagai "provokasi palsu" dan akan menanggapinya dengan mengusir para diplomat Ceko dari Moskow.
Rusia telah jengkel dengan sejumlah tindakan oleh pemerintah kota Praha dalam beberapa bulan terakhir, termasuk penggantian nama alun-alun di luar Kedutaan Besar Rusia setelah Boris Nemtsov, seorang politisi oposisi Rusia terkemuka ditembak mati di luar Kremlin pada 2015.
Kementerian luar negeri Rusia juga murka denga penghapusan patung komandan Tentara Merah Ivan Konev. Walikota Prague 6, distrik Ibu Kota tempat patung itu berada, adalah politisi lain yang dikatakan menjadi sasaran dalam plot serangan racun risin.
Meskipun demikian, ada skeptisisme atas tuduhan risin. Sementara agen-agen intelijen Rusia dituduh melakukan pembunuhan di seluruh Eropa, target biasanya adalah pembelot dari intelijen Rusia atau Chechen yang telah melakukan pelanggaran terhadap pemimpin Chechnya yang didukung Kremlin, Ramzan Kadyrov. Mengejar politisi asing akan menandai eskalasi taktik Moskow di luar negeri.
Namun, ada juga pertanyaan tentang versi baru dari pernyataan Babis.
"Pemerintah telah menawarkan penjelasan, tetapi kami masih belum melihat gambaran lengkapnya," kata Ondrej Kundra dari mingguan Ceko, Respekt, jurnalis yang mengungkap cerita asli tentang plot tersebut.
"Sulit membayangkan pemerintah mengeluarkan dua diplomat Rusia hanya karena mereka mengatakan hal-hal buruk tentang satu sama lain," imbuhnya.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(ber)
tulis komentar anda