Gaji Pembersih Masjidil Haram Hanya Rp2,7 Juta Per Bulan, Tapi Diniatkan Ibadah
Selasa, 16 November 2021 - 17:43 WIB
RIYADH - Warga Negara Indonesia (WNI) banyak yang bekerja di Kota Suci Mekkah, Arab Saudi , sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Tak terkecuali di Masjidil Haram.
Pembersih Masjidil Haram kini harus melakukan disinfeksi dan sterilisasi 10 kali sehari untuk menjaga keamanan para jamaah dan peziarah dari pandemi virus corona.
Sebanyak 4.000 pekerja perempuan dan laki-laki bertugas melakukan operasi pembersihan setiap harinya.
Mengulik gaji pembersih Masjidil Haram lewat channel YouTube Faiz Slamet, seorang pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat yang bekerja membersihkan Masjidil Haram.
Dia mengaku hanya digaji 700 riyal atau setara dengan Rp2,7 juta per bulan. Para pembersih bekerja selama 8 jam per hari.
Gaji yang diterima itu pun di luar dugaan. Pasalnya, gaji yang diberikan sangat kecil untuk ukuran pekerja di Mekkah, Arab Saudi.
Pria itu juga mengungkapkan gajinya sempat tertunda hingga 3 bulan karena pandemi Covid-19.
Kendati demikian, ternyata pada perjanjian kerja tertulis, gaji yang ditawarkan pihak Arab Saudi memang cukup tinggi yaitu sekitar 1.200 riyal. Namun, ketika sudah mulai bekerja gaji dalam perjanjian kerja diubah senilai 700 riyal.
Gaji yang kecil tidak menyurutkan semangat 20 orang Indonesia yang bekerja di sana.
Lantaran mereka menganggap pekerjaan tersebut adalah ibadah.
Pembersih Masjidil Haram kini harus melakukan disinfeksi dan sterilisasi 10 kali sehari untuk menjaga keamanan para jamaah dan peziarah dari pandemi virus corona.
Sebanyak 4.000 pekerja perempuan dan laki-laki bertugas melakukan operasi pembersihan setiap harinya.
Mengulik gaji pembersih Masjidil Haram lewat channel YouTube Faiz Slamet, seorang pria asal Lombok, Nusa Tenggara Barat yang bekerja membersihkan Masjidil Haram.
Dia mengaku hanya digaji 700 riyal atau setara dengan Rp2,7 juta per bulan. Para pembersih bekerja selama 8 jam per hari.
Gaji yang diterima itu pun di luar dugaan. Pasalnya, gaji yang diberikan sangat kecil untuk ukuran pekerja di Mekkah, Arab Saudi.
Pria itu juga mengungkapkan gajinya sempat tertunda hingga 3 bulan karena pandemi Covid-19.
Kendati demikian, ternyata pada perjanjian kerja tertulis, gaji yang ditawarkan pihak Arab Saudi memang cukup tinggi yaitu sekitar 1.200 riyal. Namun, ketika sudah mulai bekerja gaji dalam perjanjian kerja diubah senilai 700 riyal.
Gaji yang kecil tidak menyurutkan semangat 20 orang Indonesia yang bekerja di sana.
Lantaran mereka menganggap pekerjaan tersebut adalah ibadah.
(sya)
tulis komentar anda