Trump Marah-marah dan Sebut AS Akan Masuk Neraka!
Senin, 15 November 2021 - 07:10 WIB
WASHINGTON - Mantan presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meluapkan kemarahannya terhadap Kongres yang dia sebut melakukan subversi keadilan. Saking marahnya, dia menyebut negaranya akan masuk neraka.
Dia mengecam Komite Pemilu Parlemen yang menyelidiki kerusuhan 6 Januari 2021 di Capitol, namun tidak melakukannya terhadap kerusuhan di kota-kota yang dikelola politisi Partai Demokrat pada 2020. Tindakan itulah, yang menurut mantan presiden dari Partai Republik itu sebagai subversi keadilan.
Kerusuhan di kota-kota Amerika pada 2020 yang dimaksud Trump adalah protes gerakan Black Lives Matter, yang salah satunya terjadi di Portland, Oregon.
“Jika ada orang di dekat Capitol yang mengibarkan bendera Amerika pada 6 Januari, mereka hanya mendapat masalah dari pihak berwenang," kata Trump pada hari Minggu (14/11/2021).
Pernyataan Trump sebagai respons atas dakwaan dewan hakim terhadap Steve Bannon, mantan penasihatnya. Dia telah ditahan di Kongres karena menolak untuk menjawab panggilan pengadilan untuk bersaksi tentang kerusuhan 6 Januari.
Dalam pernyataan terbarunya, mantan presiden itu terus bersikeras bahwa pemilihan presiden 2020 adalah curang, meskipun sejauh ini tidak ada pengadilan yang memutuskan bahwa klaim kecurangan yang meluas telah terbukti.
“Patriot Amerika tidak akan membiarkan subversi keadilan ini berlanjut,” katanya. "Orang-orang yang tidak bersalah, hidup mereka dihancurkan oleh pejabat pemerintah," katanya lagi dalam pernyataan tertulis berjudul "Save America President Donald J. Trump".
"Semua ini, sementara negara kita akan masuk neraka!" tulis mantan presiden itu sebagai penutup pernyataannya.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis awal pekan ini, Trump meminta para pendukungnya untuk menantang para politisi Partai Republik, termasuk Adam Kinzinger dan Liz Cheney yang keduanya bertugas di komite yang menyelidiki kerusuhan Capitol.
Dia mengecam Komite Pemilu Parlemen yang menyelidiki kerusuhan 6 Januari 2021 di Capitol, namun tidak melakukannya terhadap kerusuhan di kota-kota yang dikelola politisi Partai Demokrat pada 2020. Tindakan itulah, yang menurut mantan presiden dari Partai Republik itu sebagai subversi keadilan.
Kerusuhan di kota-kota Amerika pada 2020 yang dimaksud Trump adalah protes gerakan Black Lives Matter, yang salah satunya terjadi di Portland, Oregon.
“Jika ada orang di dekat Capitol yang mengibarkan bendera Amerika pada 6 Januari, mereka hanya mendapat masalah dari pihak berwenang," kata Trump pada hari Minggu (14/11/2021).
Pernyataan Trump sebagai respons atas dakwaan dewan hakim terhadap Steve Bannon, mantan penasihatnya. Dia telah ditahan di Kongres karena menolak untuk menjawab panggilan pengadilan untuk bersaksi tentang kerusuhan 6 Januari.
Dalam pernyataan terbarunya, mantan presiden itu terus bersikeras bahwa pemilihan presiden 2020 adalah curang, meskipun sejauh ini tidak ada pengadilan yang memutuskan bahwa klaim kecurangan yang meluas telah terbukti.
“Patriot Amerika tidak akan membiarkan subversi keadilan ini berlanjut,” katanya. "Orang-orang yang tidak bersalah, hidup mereka dihancurkan oleh pejabat pemerintah," katanya lagi dalam pernyataan tertulis berjudul "Save America President Donald J. Trump".
"Semua ini, sementara negara kita akan masuk neraka!" tulis mantan presiden itu sebagai penutup pernyataannya.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis awal pekan ini, Trump meminta para pendukungnya untuk menantang para politisi Partai Republik, termasuk Adam Kinzinger dan Liz Cheney yang keduanya bertugas di komite yang menyelidiki kerusuhan Capitol.
(min)
tulis komentar anda