Singapura Akan Bagikan Alat Pelacak Kontak Virus untuk Semua Warga
Jum'at, 05 Juni 2020 - 17:15 WIB
SINGAPURA - Singapura berencana memberikan alat pelacak yang dapat dipakai (wearable) untuk semua warganya sebanyak 5,7 juta jiwa. Alat itu dapat mengidentifikasi orang yang telah berinteraksi dengan orang-orang terjangkit virus corona.
Kebijakan ini dapat menjadi salah satu upaya pelacakan kontak paling komprehensif di dunia. Alat kecil itu dapat dipasang di gantungan kunci atau dibawa dalam tas tangan, setelah ada beberapa masalah dengan sistem bluetooth berbasis smartphone.
Singapura merupakan negara kecil dengan salah satu kasus Covid-19 tertinggi di Asia. Negara itu berupaya mengembangkan teknologi yang memungkinkan mereka dapat keluar dari lockdown dan dengan aman membuka lagi ekonomi.
"Kita sedang mengembangkan dan akan segera meluncurkan alat wearable portabel yang tidak tergantung pada smartphone," papar Vivian Balakrishnan, menteri yang bertanggung jawab dalam inisiatif smart nation.
"Jika alat portabel ini bekerja, kita mungkin mendistribusikannya pada semua orang di Singapura," tutur dia.
Pemerintah tidak menjelaskan dengan rinci apakah membawa alat itu akan menjadi kewajiban. (Baca Juga: Lockdown Bongkar Para Suami Poligami, Perceraian Naik 30% di Saudi)
Aplikasi pemerintah sebelumnya, TraceTogether, diunduh oleh sekitar 1,5 juta pengguna, tapi mengalami masalah pada perangkat Apple karena sistem operasinya menghentikan pemindaian Bluetooth saat aplikasi berjalan sebagai background.
"Kami telah berulang kali membahas level teknis dan kebijakan dengan Apple, tapi kami belum dapat menemukan solusi memuaskan," ujar dia. (Baca Juga: 2021, Jepang Akan Mulai Lakukan Vaksinasi Covid-19)
Kebijakan ini dapat menjadi salah satu upaya pelacakan kontak paling komprehensif di dunia. Alat kecil itu dapat dipasang di gantungan kunci atau dibawa dalam tas tangan, setelah ada beberapa masalah dengan sistem bluetooth berbasis smartphone.
Singapura merupakan negara kecil dengan salah satu kasus Covid-19 tertinggi di Asia. Negara itu berupaya mengembangkan teknologi yang memungkinkan mereka dapat keluar dari lockdown dan dengan aman membuka lagi ekonomi.
"Kita sedang mengembangkan dan akan segera meluncurkan alat wearable portabel yang tidak tergantung pada smartphone," papar Vivian Balakrishnan, menteri yang bertanggung jawab dalam inisiatif smart nation.
"Jika alat portabel ini bekerja, kita mungkin mendistribusikannya pada semua orang di Singapura," tutur dia.
Pemerintah tidak menjelaskan dengan rinci apakah membawa alat itu akan menjadi kewajiban. (Baca Juga: Lockdown Bongkar Para Suami Poligami, Perceraian Naik 30% di Saudi)
Aplikasi pemerintah sebelumnya, TraceTogether, diunduh oleh sekitar 1,5 juta pengguna, tapi mengalami masalah pada perangkat Apple karena sistem operasinya menghentikan pemindaian Bluetooth saat aplikasi berjalan sebagai background.
"Kami telah berulang kali membahas level teknis dan kebijakan dengan Apple, tapi kami belum dapat menemukan solusi memuaskan," ujar dia. (Baca Juga: 2021, Jepang Akan Mulai Lakukan Vaksinasi Covid-19)
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda