Sebut China Siap Bekerja Sama dengan AS, Xi Jinping Ajukan Syarat

Rabu, 10 November 2021 - 20:16 WIB
Presiden China Xi Jinping. Foto/Globe Echo
BEIJING - Jelang pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara virtual, Presiden China Xi Jinping mengatakan negaranya bersedia bekerja sama bersama Amerika. Namun ia menegaskan bahwa kerja sama itu dilandasi atas dasar saling menghormati.

Beijing biasanya menggunakan istilah "saling menghormati" dalam menyerukan komunikasi yang lebih baik dengan AS.

“Saat ini, hubungan China-AS berada pada titik sejarah yang kritis,” kata Xi Jinping, menurut surat yang ditujukan kepada Komite Nasional Hubungan AS-China, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di New York.



"Kedua negara akan mendapatkan keuntungan dari kerja sama dan kekalahan dari konfrontasi. Kerja sama adalah satu-satunya pilihan yang tepat," sambung Jinping.



"Mengikuti prinsip-prinsip saling menghormati, hidup berdampingan secara damai, dan kerja sama yang saling menguntungkan, China siap bekerja sama dengan Amerika Serikat untuk meningkatkan pertukaran dan kerja sama di seluruh bidang," menurut surat tersebut seperti dikutip dari CNBC, Rabu (10/11/2021).

Surat tersebut dibacakan dalam bahasa Inggris oleh duta besar China untuk AS, Qin Gang, selama gala tahunan Komite Nasional Hubungan AS-China. Acara tersebut disiarkan langsung pada Rabu pagi waktu Beijing.

Jinping juga mengatakan China ingin bekerja dengan AS untuk mengatasi masalah regional dan internasional serta tantangan global.

Dia menambahkan kedua negara perlu mengelola perbedaan dengan benar sementara itu, untuk membawa hubungan China-AS kembali ke jalur yang benar dari perkembangan yang sehat dan stabil.



Secara keseluruhan, pernyataan Jinping mempertahankan nada tegas dan tenang terkait hubungannya dengan AS, ketimbang beberapa pernyataan yang bernada lebih keras dari sejumlah pejabat China dalam beberapa bulan terakhir.

Surat itu datang saat Xi Jinping diperkirakan akan mengkonsolidasikan kekuasaannya lebih lanjut pada pertemuan politik tingkat tinggi di Beijing minggu ini. Pemimpin China itu telah menghapus batas masa jabatan presiden, memungkinkan dia untuk tetap berkuasa di luar dua masa jabatan.

Ketegangan antara AS dan China telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

Pendahulu Biden, mantan Presiden Donald Trump, mulai mengambil sikap keras terhadap China, dimulai dengan perdagangan. Trump mengenakan tarif impor senilai miliaran dolar dari China, dan menempatkan beberapa perusahaan teknologi China dalam daftar hitam yang secara efektif mencegah mereka membeli pasokan penting dari bisnis AS.

Pemerintahan Biden kemudian mempertahankan posisi keras Trump, dan bekerja lebih banyak dengan sekutu tradisional AS untuk secara kolektif menekan Beijing.

(ian)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More