Israel Diam-diam Susun Data Digital Foto Warga Palestina, Ada Hadiah Khusus
Selasa, 09 November 2021 - 14:14 WIB
HEBRON - Militer Israel dilaporkan telah menyusun database pengawasan digital untuk memantau warga Palestina di Hebron, Tepi Barat. Israel menggunakan teknologi pengenalan wajah invasif yang terintegrasi ke dalam jaringan kamera dan telepon para tentara.
“Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bahkan memberi insentif kepada para tentara untuk bersaing satu sama lain dalam mengambil foto penduduk dengan hadiah untuk foto terbanyak yang dikumpulkan oleh setiap unit," ungkap laporan Washington Post.
Tentara dilaporkan ditawari hadiah seperti libur malam jika mereka berhasil mengambil gambar paling banyak.
Jaringan pengintai tampaknya sebagian didasarkan pada teknologi smartphone yang disebut 'Blue Wolf' yang menangkap foto dan referensi silang wajah untuk menemukan kecocokan di database.
Aplikasi tersebut kemudian memberi sinyal kepada tentara melalui “lampu traffic” warna-warni yang menunjukkan siapa warga Palestina yang harus ditahan, ditangkap, atau dibiarkan bebas.
IDF telah mengakui keberadaan langkah itu dalam brosur online. Laporan tersebut juga menampilkan wawancara dengan mantan tentara yang sebelumnya berbicara dengan Breaking the Silence yakni sekelompok veteran yang menyoroti pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh IDF.
Seorang mantan tentara Israel dilaporkan menggambarkan program tersebut sebagai "Facebook untuk warga Palestina" yang menjadi rahasia IDF.
Veteran tentara lain mengatakan kepada surat kabar itu bahwa jaringan kamera pengenal wajah telah dipasang di berbagai pos pemeriksaan di kota titik nyala.
Sistem itu juga diterapkan pada jaringan kamera CCTV yang lebih luas yang dikenal sebagai 'Kota Cerdas Hebron' yang kadang-kadang bahkan memungkinkan IDF melihat ke dalam rumah warga Palestina.
Jaringan pengintaian tersebut juga tampaknya menggunakan 'White Wolf', aplikasi yang digunakan sukarelawan keamanan di Tepi Barat untuk memberikan informasi identitas tentang warga Palestina sebelum mereka memasuki permukiman Yahudi untuk bekerja.
“Saya tidak akan merasa nyaman jika mereka menggunakannya di mal di (kampung halaman saya), anggap saja seperti itu,” papar seorang tentara yang baru saja dipecat yang bertugas di unit intelijen Israel.
Dia menyebut, “Sistem pengawasan Hebron sebagai pelanggaran total privasi seluruh orang."
Orang-orang khawatir tentang sidik jari, tetapi program ini beberapa kali lebih berbahaya.
Sebagai tanggapan, IDF mengeluarkan pernyataan, “Operasi keamanan rutin adalah bagian dari perang melawan terorisme dan upaya meningkatkan kualitas hidup penduduk Palestina di (Tepi Barat). IDF tidak akan mengomentari kemampuan operasional IDF dalam konteks ini.”
“Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bahkan memberi insentif kepada para tentara untuk bersaing satu sama lain dalam mengambil foto penduduk dengan hadiah untuk foto terbanyak yang dikumpulkan oleh setiap unit," ungkap laporan Washington Post.
Tentara dilaporkan ditawari hadiah seperti libur malam jika mereka berhasil mengambil gambar paling banyak.
Jaringan pengintai tampaknya sebagian didasarkan pada teknologi smartphone yang disebut 'Blue Wolf' yang menangkap foto dan referensi silang wajah untuk menemukan kecocokan di database.
Aplikasi tersebut kemudian memberi sinyal kepada tentara melalui “lampu traffic” warna-warni yang menunjukkan siapa warga Palestina yang harus ditahan, ditangkap, atau dibiarkan bebas.
Baca Juga
IDF telah mengakui keberadaan langkah itu dalam brosur online. Laporan tersebut juga menampilkan wawancara dengan mantan tentara yang sebelumnya berbicara dengan Breaking the Silence yakni sekelompok veteran yang menyoroti pelanggaran hak asasi manusia (HAM) oleh IDF.
Seorang mantan tentara Israel dilaporkan menggambarkan program tersebut sebagai "Facebook untuk warga Palestina" yang menjadi rahasia IDF.
Veteran tentara lain mengatakan kepada surat kabar itu bahwa jaringan kamera pengenal wajah telah dipasang di berbagai pos pemeriksaan di kota titik nyala.
Sistem itu juga diterapkan pada jaringan kamera CCTV yang lebih luas yang dikenal sebagai 'Kota Cerdas Hebron' yang kadang-kadang bahkan memungkinkan IDF melihat ke dalam rumah warga Palestina.
Jaringan pengintaian tersebut juga tampaknya menggunakan 'White Wolf', aplikasi yang digunakan sukarelawan keamanan di Tepi Barat untuk memberikan informasi identitas tentang warga Palestina sebelum mereka memasuki permukiman Yahudi untuk bekerja.
“Saya tidak akan merasa nyaman jika mereka menggunakannya di mal di (kampung halaman saya), anggap saja seperti itu,” papar seorang tentara yang baru saja dipecat yang bertugas di unit intelijen Israel.
Dia menyebut, “Sistem pengawasan Hebron sebagai pelanggaran total privasi seluruh orang."
Orang-orang khawatir tentang sidik jari, tetapi program ini beberapa kali lebih berbahaya.
Sebagai tanggapan, IDF mengeluarkan pernyataan, “Operasi keamanan rutin adalah bagian dari perang melawan terorisme dan upaya meningkatkan kualitas hidup penduduk Palestina di (Tepi Barat). IDF tidak akan mengomentari kemampuan operasional IDF dalam konteks ini.”
(sya)
tulis komentar anda