Iran Tuntut Jaminan AS Tak akan Campakkan Kesepakatan Nuklir Lagi
Senin, 08 November 2021 - 20:26 WIB
Pembicaraan tentang menghidupkan kembali Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA) yang hancur telah terhenti sejak Agustus, ketika Presiden Iran Ebrahim Raisi menjabat.
Pakta tersebut, yang awalnya ditandatangani bersama pada tahun 2015 antara Iran, China, Prancis, Rusia, Inggris, AS, dan Jerman, menawarkan kepada Teheran pencabutan sanksi internasional jika menghentikan program pengembangan nuklirnya.
Namun, Presiden AS saat itu Donald Trump menarik Washington keluar dari perjanjian pada 2018 dan memukul Iran dengan sanksi yang melumpuhkan.
Sebagai tanggapan, Teheran mulai meningkatkan pengayaan uraniumnya di atas tingkat yang diizinkan berdasarkan perjanjian tersebut.
Pemerintahan Joe Biden telah menyatakan minatnya kembali ke perjanjian, tetapi enggan mengindahkan tuntutan Iran agar sanksi dicabut terlebih dahulu untuk memungkinkan dimulainya kembali pembicaraan.
Pakta tersebut, yang awalnya ditandatangani bersama pada tahun 2015 antara Iran, China, Prancis, Rusia, Inggris, AS, dan Jerman, menawarkan kepada Teheran pencabutan sanksi internasional jika menghentikan program pengembangan nuklirnya.
Namun, Presiden AS saat itu Donald Trump menarik Washington keluar dari perjanjian pada 2018 dan memukul Iran dengan sanksi yang melumpuhkan.
Sebagai tanggapan, Teheran mulai meningkatkan pengayaan uraniumnya di atas tingkat yang diizinkan berdasarkan perjanjian tersebut.
Pemerintahan Joe Biden telah menyatakan minatnya kembali ke perjanjian, tetapi enggan mengindahkan tuntutan Iran agar sanksi dicabut terlebih dahulu untuk memungkinkan dimulainya kembali pembicaraan.
(sya)
tulis komentar anda