20 Ribu Ton Solar Tumpah ke Sungai Kutub Utara, Putin Umumkan Keadaan Darurat
Jum'at, 05 Juni 2020 - 08:51 WIB
MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan keadaan darurat setelah puluhan ribu galon bahan bakar diesel bocor ke sungai di Lingkaran Arktik.
Bahan bakar yang tumpah itu berasal dari sebuah tangki di fasilitas penyimpanan pembangkit listrik di bagian terpencil Norilsk, sekitar 1.800 mil timur laut Moskow.
Menurut Agence France-Presse, Presiden Vladimir Putin mengecam kepala anak perusahaan Norilsk Nikel yang menjalankan pembangkit listrik NTEK, dan kepala NTEK Sergie Lipin.
“Mengapa lembaga pemerintah hanya mengetahui tentang ini dua hari setelah kejadian? Apakah kita akan belajar tentang situasi darurat dari media sosial? Apakah Anda cukup sehat di sana?" tanya Putin pada Lipin seperti dikutip dari Fox News, Jumat (5/6/2020).
Perintang telah diletakkan di Sungai Ambarnaya untuk memblokir 20.000 ton bahan bakar diesel yang tumpah, tetapi masih menyebar. Bentangan panjang sungai sekarang berubah menjadi merah tua.
Sungai itu memberi makan sebuah danau, yang darinya ada sungai lain yang mengarah ke Samudra Arktik.
Putin pada hari Rabu memerintahkan para pejabat untuk meminimalkan konsekuensi dari tumpahan tersebut, tetapi Alexei Knizhnikov dari operasi Rusia World Wildlife Fund mengatakan kepada The Associated Press, kerusakan ikan dan sumber daya lainnya bisa melebihi USD13 juta.
Pabrik ini dioperasikan oleh divisi dari Norilsk Nikel, yang pabrik-pabriknya telah menjadikan Norilsk salah satu tempat paling tercemar di Bumi.
Belum diketahui penyebab kecelakaan tersebut, tetapi sebuah pernyataan perusahaan mengatakan prihatin dengan fasilitas yang dibangun di atas tanah yang tenggelam di atas lapisan es.
Siberian Times melaporkan sebuah mobil yang dikendarai di luar gudang penyimpanan terbakar setelah melakukan kontak dengan bahan bakar yang bocor.
Menurut BBC Komite Investigasi Rusia (SK) meluncurkan kasus kriminal atas pencemaran dan dugaan kelalaian, setelah keterlambatan yang dilaporkan dalam menginformasikan pihak berwenang di Moskow tentang tumpahan tersebut.
Manajer pembangkit listrik, Vyacheslav Starostin, sejak itu telah ditahan oleh pihak berwenang.
Kecelakaan itu diyakini sebagai tumpahan minyak terbesar kedua dalam sejarah Rusia modern dalam hal volume.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
Bahan bakar yang tumpah itu berasal dari sebuah tangki di fasilitas penyimpanan pembangkit listrik di bagian terpencil Norilsk, sekitar 1.800 mil timur laut Moskow.
Menurut Agence France-Presse, Presiden Vladimir Putin mengecam kepala anak perusahaan Norilsk Nikel yang menjalankan pembangkit listrik NTEK, dan kepala NTEK Sergie Lipin.
“Mengapa lembaga pemerintah hanya mengetahui tentang ini dua hari setelah kejadian? Apakah kita akan belajar tentang situasi darurat dari media sosial? Apakah Anda cukup sehat di sana?" tanya Putin pada Lipin seperti dikutip dari Fox News, Jumat (5/6/2020).
Perintang telah diletakkan di Sungai Ambarnaya untuk memblokir 20.000 ton bahan bakar diesel yang tumpah, tetapi masih menyebar. Bentangan panjang sungai sekarang berubah menjadi merah tua.
Sungai itu memberi makan sebuah danau, yang darinya ada sungai lain yang mengarah ke Samudra Arktik.
Putin pada hari Rabu memerintahkan para pejabat untuk meminimalkan konsekuensi dari tumpahan tersebut, tetapi Alexei Knizhnikov dari operasi Rusia World Wildlife Fund mengatakan kepada The Associated Press, kerusakan ikan dan sumber daya lainnya bisa melebihi USD13 juta.
Pabrik ini dioperasikan oleh divisi dari Norilsk Nikel, yang pabrik-pabriknya telah menjadikan Norilsk salah satu tempat paling tercemar di Bumi.
Belum diketahui penyebab kecelakaan tersebut, tetapi sebuah pernyataan perusahaan mengatakan prihatin dengan fasilitas yang dibangun di atas tanah yang tenggelam di atas lapisan es.
Siberian Times melaporkan sebuah mobil yang dikendarai di luar gudang penyimpanan terbakar setelah melakukan kontak dengan bahan bakar yang bocor.
Menurut BBC Komite Investigasi Rusia (SK) meluncurkan kasus kriminal atas pencemaran dan dugaan kelalaian, setelah keterlambatan yang dilaporkan dalam menginformasikan pihak berwenang di Moskow tentang tumpahan tersebut.
Manajer pembangkit listrik, Vyacheslav Starostin, sejak itu telah ditahan oleh pihak berwenang.
Kecelakaan itu diyakini sebagai tumpahan minyak terbesar kedua dalam sejarah Rusia modern dalam hal volume.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(ber)
tulis komentar anda