Otoritas China Batasi Penggunaan Bahasa Asli di Kalangan Siswa Sekolah Tibet
Sabtu, 06 November 2021 - 23:55 WIB
BEIJING - Pihak berwenang di provinsi Qinghai, China barat laut, melarang anak-anak Tibet mengambil kelas di luar sekolah mereka selama liburan musim dingin. Sejumlah pihak menuding, langkah ini diambil China dengan tujuan untuk semakin melemahkan hubungan warga keturunan Tibet dengan bahasa asli mereka.
Perintah larangan itu dikirim otoritas China bulan lalu dalam sebuah pemberitahuan ke semua distrik dan kota di provinsi tersebut, yang secara historis merupakan bagian dari wilayah timur laut Tibet Amdo. Hal ini diungkapkan oleh seorang warga Tibet yang tinggal di provinsi tersebut mengatakan kepada Radio Free Asia, Jumat (5/11/2021), dalam sebuah pesan tertulis.
“Tidak ada individu atau organisasi yang diizinkan mengadakan kelas atau lokakarya informal untuk mengajarkan bahasa Tibet selama liburan musim dingin ketika sekolah ditutup,” kata warga Tibet yang tidak disebutkan namanya dengan alasan keamanan.
Menurutnya, para guru di seluruh provinsi telah dipanggil ke pertemuan yang diadakan untuk memberi tahu mereka tentang larangan tersebut. Sumber itu menambahkan, bahwa siapa pun yang tertangkap melanggar perintah pemerintah China, akan menghadapi "konsekuensi dan hukuman hukum yang serius."
"Ini adalah upaya untuk menghapus bahasa Tibet. Mata pelajaran seperti matematika dan sains sudah diajarkan dalam bahasa Mandarin di semua Sekolah Dasar. Kecuali untuk kelas formal dalam bahasa Tibet itu sendiri, semua mata pelajaran lainnya secara bertahap akan diajarkan dalam bahasa Mandarin juga,” jelasnya.
Sebelumnya, kelas informal dan lokakarya yang diadakan untuk mengajar bahasa Tibet telah membantu siswa Tibet. Namun kini, semua fasilitas dan kesempatan ini sekarang telah secara resmi dilarang mulai tahun ini.
“Larangan pemerintah terhadap kelas informal bahasa Tibet ini melanggar hak-hak dasar orang Tibet,” kata seorang peneliti bernama Nyiwoe di Pusat Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Tibet yang berbasis di Dharamsala, India.
Perintah larangan itu dikirim otoritas China bulan lalu dalam sebuah pemberitahuan ke semua distrik dan kota di provinsi tersebut, yang secara historis merupakan bagian dari wilayah timur laut Tibet Amdo. Hal ini diungkapkan oleh seorang warga Tibet yang tinggal di provinsi tersebut mengatakan kepada Radio Free Asia, Jumat (5/11/2021), dalam sebuah pesan tertulis.
“Tidak ada individu atau organisasi yang diizinkan mengadakan kelas atau lokakarya informal untuk mengajarkan bahasa Tibet selama liburan musim dingin ketika sekolah ditutup,” kata warga Tibet yang tidak disebutkan namanya dengan alasan keamanan.
Menurutnya, para guru di seluruh provinsi telah dipanggil ke pertemuan yang diadakan untuk memberi tahu mereka tentang larangan tersebut. Sumber itu menambahkan, bahwa siapa pun yang tertangkap melanggar perintah pemerintah China, akan menghadapi "konsekuensi dan hukuman hukum yang serius."
"Ini adalah upaya untuk menghapus bahasa Tibet. Mata pelajaran seperti matematika dan sains sudah diajarkan dalam bahasa Mandarin di semua Sekolah Dasar. Kecuali untuk kelas formal dalam bahasa Tibet itu sendiri, semua mata pelajaran lainnya secara bertahap akan diajarkan dalam bahasa Mandarin juga,” jelasnya.
Sebelumnya, kelas informal dan lokakarya yang diadakan untuk mengajar bahasa Tibet telah membantu siswa Tibet. Namun kini, semua fasilitas dan kesempatan ini sekarang telah secara resmi dilarang mulai tahun ini.
“Larangan pemerintah terhadap kelas informal bahasa Tibet ini melanggar hak-hak dasar orang Tibet,” kata seorang peneliti bernama Nyiwoe di Pusat Hak Asasi Manusia dan Demokrasi Tibet yang berbasis di Dharamsala, India.
tulis komentar anda