Serang Demonstran, Mantan Bodyguard Macron Dihukum 3 Tahun Penjara
Sabtu, 06 November 2021 - 10:50 WIB
PARIS - Mantan bodyguard atau pengawal Presiden Prancis Emmanuel Macron dihukum tiga tahun penjara karena menyerang dua demonstran muda selama protes anti-kapitalis pada 2018. Insiden itu telah menyebabkan rasa malu yang mendalam bagi sang presiden.
Vonis pengadilan dijatuhkan pada Alexandre Benalla pada Jumat (5/11/2021). Meski dihukum tiga tahun penjara, dia tidak akan mendekam di sel tahanan karena pengadilan menangguhkan dua dari tiga tahun hukuman dan memerintahkannya untuk memakai gelang elektronik selama satu tahun.
Mantan bodyguard Macron ini juga dinyatakan bersalah karena memalsukan dokumen dan secara ilegal membawa senjata api.
Macron, yang telah menjaga integritas di kantor sebagai landasan kampanye pemilu tahun 2017, memecat Benalla setelah sebuah video muncul yang menunjukkan dia menyerang seorang pria muda dan mencengkeram leher seorang wanita muda selama protes May Day di Paris 2018.
Mantan bodyguard yang kini berusia 30 tahun itu mengenakan helm polisi saat berkasi, meski hanya diberi izin berada di lokasi demo sebagai pengamat.
Kasusnya dikenal sebagai "Benallagate", yang kemudian menjadi ujian besar pertama untuk kepresidenan Macron. Sang presiden telah dituduh menutup-nutupi kasus penyerangan itu karena gagal melaporkan Benalla ke polisi sampai akhirnya harian Prancis Le Monde mengungkapkan keberadaan video itu dua bulan setelah insiden.
Benalla membantah tuduhan di persidangannya, mengatakan dia telah bertindak secara refleks untuk membantu petugas menangkap pengunjuk rasa yang nakal.
Benalla mulai bekerja sebagai pengawal Macron pada tahun 2016 dan dipromosikan ke peran keamanan senior setelah kemenangan Macron pada pemilu Mei 2017, menjadi orang kepercayaan dan tangan kanan yang terlihat di sisi Macron dalam banyak foto.
Vonis pengadilan dijatuhkan pada Alexandre Benalla pada Jumat (5/11/2021). Meski dihukum tiga tahun penjara, dia tidak akan mendekam di sel tahanan karena pengadilan menangguhkan dua dari tiga tahun hukuman dan memerintahkannya untuk memakai gelang elektronik selama satu tahun.
Mantan bodyguard Macron ini juga dinyatakan bersalah karena memalsukan dokumen dan secara ilegal membawa senjata api.
Macron, yang telah menjaga integritas di kantor sebagai landasan kampanye pemilu tahun 2017, memecat Benalla setelah sebuah video muncul yang menunjukkan dia menyerang seorang pria muda dan mencengkeram leher seorang wanita muda selama protes May Day di Paris 2018.
Mantan bodyguard yang kini berusia 30 tahun itu mengenakan helm polisi saat berkasi, meski hanya diberi izin berada di lokasi demo sebagai pengamat.
Kasusnya dikenal sebagai "Benallagate", yang kemudian menjadi ujian besar pertama untuk kepresidenan Macron. Sang presiden telah dituduh menutup-nutupi kasus penyerangan itu karena gagal melaporkan Benalla ke polisi sampai akhirnya harian Prancis Le Monde mengungkapkan keberadaan video itu dua bulan setelah insiden.
Benalla membantah tuduhan di persidangannya, mengatakan dia telah bertindak secara refleks untuk membantu petugas menangkap pengunjuk rasa yang nakal.
Benalla mulai bekerja sebagai pengawal Macron pada tahun 2016 dan dipromosikan ke peran keamanan senior setelah kemenangan Macron pada pemilu Mei 2017, menjadi orang kepercayaan dan tangan kanan yang terlihat di sisi Macron dalam banyak foto.
tulis komentar anda