Dokter China yang Kulitnya Menghitam akibat Covid-19 Kini Meninggal
Kamis, 04 Juni 2020 - 22:36 WIB
Li Wenliang yang dikenal sebagai dokter whistleblower Covid-19 ditegur oleh polisi sebelum dia meninggal karena virus tersebut pada 7 Februari 2020. (Baca: Dokter Whistleblower Corona di Wuhan Hilang usai Bicara dengan Media )
Pada bulan Maret lalu, dua rekan Li, Mei Zhongming, 57, dan Zhu Heping, 67, meninggal setelah tertular virus corona baru dan tak lama kemudian kepala operasi tiroid dan payudara Jiang Xueqing, 55, juga meninggal.
Cuplikan video dari stasiun televisi di Beijing pada April lalu menunjukkan dokter Hu dan dokter Fan berbaring di tempat tidur rumah sakit dengan kulit lebih gelap.
Dokter Yi Fan, seorang ahli jantung, ditempatkan pada mesin pendukung kehidupan selama 39 hari sebelum dia membaik.
Dia mengatakan dia bisa bergerak di tempat tidur secara normal, tetapi masih berjuang untuk berjalan secara mandiri dan cobaannya telah memberinya "mimpi buruk".
"Ketika saya pertama kali mendapatkan kesadaran, terutama setelah saya tahu tentang kondisi saya, saya merasa takut. Saya sering mengalami mimpi buruk," ujarnya. Dia dilaporkan telah dipulangkan dari rumah sakit.
Para korban virus corona baru telah diperingatkan bahwa mereka berpotensi menderita kerusakan organ jangka panjang atau PTSD.
Dr Harlan Krumholz, seorang ahli jantung di Universitas Yale, mengatakan kepada Los Angeles Times; "Covid-19 bukan hanya gangguan pernapasan."
"Ini dapat memengaruhi jantung, hati, ginjal, otak, sistem endokrin (kelenjar) dan sistem darah," ujarnya.
Pada bulan Maret lalu, dua rekan Li, Mei Zhongming, 57, dan Zhu Heping, 67, meninggal setelah tertular virus corona baru dan tak lama kemudian kepala operasi tiroid dan payudara Jiang Xueqing, 55, juga meninggal.
Cuplikan video dari stasiun televisi di Beijing pada April lalu menunjukkan dokter Hu dan dokter Fan berbaring di tempat tidur rumah sakit dengan kulit lebih gelap.
Dokter Yi Fan, seorang ahli jantung, ditempatkan pada mesin pendukung kehidupan selama 39 hari sebelum dia membaik.
Dia mengatakan dia bisa bergerak di tempat tidur secara normal, tetapi masih berjuang untuk berjalan secara mandiri dan cobaannya telah memberinya "mimpi buruk".
"Ketika saya pertama kali mendapatkan kesadaran, terutama setelah saya tahu tentang kondisi saya, saya merasa takut. Saya sering mengalami mimpi buruk," ujarnya. Dia dilaporkan telah dipulangkan dari rumah sakit.
Para korban virus corona baru telah diperingatkan bahwa mereka berpotensi menderita kerusakan organ jangka panjang atau PTSD.
Dr Harlan Krumholz, seorang ahli jantung di Universitas Yale, mengatakan kepada Los Angeles Times; "Covid-19 bukan hanya gangguan pernapasan."
"Ini dapat memengaruhi jantung, hati, ginjal, otak, sistem endokrin (kelenjar) dan sistem darah," ujarnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda