Ethiopia Serukan Warganya Angkat Senjata Perangi Pemberontak
Jum'at, 05 November 2021 - 00:46 WIB
ADDIS ABABA - Ethiopia telah mengumumkan keadaan darurat selama enam bulan pada minggu ini. Bersamaan dengan itu, negara Afrika Timur itu juga meminta warganya untuk memobilisasi dan mengangkat senjata melawan pasukan pemberontak yang bergerak menuju Ibu Kota.
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mendesak warganya untuk membela diri melawan TPLF (Front Pembebasan Rakyat Tigray) setelah laporan menyatakan pasukan pemberontak telah menguasai dua kota utama Ethiopia.
Pasukan Tigray, serta pasukan dengan Tentara Pembebasan Oromo (OLA), dilaporkan dalam beberapa hari terakhir mengklaim telah mengambil alih kota-kota di Amhara di sepanjang jalan menuju Ibu Kota Addis Ababa.
CNN melaporkan salah satu kelompok pemberontak pada hari Rabu mengatakan bahwa mereka memiliki pasukan sekitar 15 mil dari pusat ibukota. Namun kantor berita yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu mengatakan tidak dapat secara independen mengkonfirmasi deklarasi tersebut.
"Hari ini, 1.165 Pasukan Khusus Oromia membelot ke OLA. 400 dari mereka bergabung dengan pasukan OLA di sekitar Laga Tafo. Pasukan kami terus mendorong dari segala arah, kami sangat dekat untuk melihat akhir dari kediktatoran yang menindas ini," tweet juru bicara OLA, Odaa Tarbii, seperti dikutip dari Business Insider,Jumat (5/11/2021).
Awal pekan ini, Menteri Kehakiman Etiopia Gedion Timothewos mengatakan pada konferensi pers pemerintah: "Negara kami menghadapi bahaya besar terhadap keberadaan, kedaulatan, dan persatuannya. Dan kami tidak dapat menghilangkan bahaya ini melalui sistem dan prosedur penegakan hukum yang biasa."
Konflik antara pemerintah Ethiopia dan TPLF meletus pada November 2020, setelah Tigray mengadakan pemilihan kepala daerah yang bertentangan dengan perintah Addis Ababa untuk menunda pemilihan karena pandemi.
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mendesak warganya untuk membela diri melawan TPLF (Front Pembebasan Rakyat Tigray) setelah laporan menyatakan pasukan pemberontak telah menguasai dua kota utama Ethiopia.
Pasukan Tigray, serta pasukan dengan Tentara Pembebasan Oromo (OLA), dilaporkan dalam beberapa hari terakhir mengklaim telah mengambil alih kota-kota di Amhara di sepanjang jalan menuju Ibu Kota Addis Ababa.
CNN melaporkan salah satu kelompok pemberontak pada hari Rabu mengatakan bahwa mereka memiliki pasukan sekitar 15 mil dari pusat ibukota. Namun kantor berita yang berbasis di Amerika Serikat (AS) itu mengatakan tidak dapat secara independen mengkonfirmasi deklarasi tersebut.
"Hari ini, 1.165 Pasukan Khusus Oromia membelot ke OLA. 400 dari mereka bergabung dengan pasukan OLA di sekitar Laga Tafo. Pasukan kami terus mendorong dari segala arah, kami sangat dekat untuk melihat akhir dari kediktatoran yang menindas ini," tweet juru bicara OLA, Odaa Tarbii, seperti dikutip dari Business Insider,Jumat (5/11/2021).
Awal pekan ini, Menteri Kehakiman Etiopia Gedion Timothewos mengatakan pada konferensi pers pemerintah: "Negara kami menghadapi bahaya besar terhadap keberadaan, kedaulatan, dan persatuannya. Dan kami tidak dapat menghilangkan bahaya ini melalui sistem dan prosedur penegakan hukum yang biasa."
Konflik antara pemerintah Ethiopia dan TPLF meletus pada November 2020, setelah Tigray mengadakan pemilihan kepala daerah yang bertentangan dengan perintah Addis Ababa untuk menunda pemilihan karena pandemi.
tulis komentar anda