Korut Tuduh AS Terapkan Standar Ganda Dalam Menyetujui Proliferasi Nuklir
Selasa, 02 November 2021 - 05:30 WIB
SEOUL - Kementerian Luar Negeri Korea Utara (Korut) menuduh Amerika Serikat (AS) menerapkan standar ganda dalam menyetujui proliferasi nuklir di seluruh dunia. Salah satu yang menjadi pijakan Korut adalah kesepakatan kapal selam nuklir yang baru-baru ini dijalin AS dengan Australia dan langkah kebijakan lainnya.
Kementerian membuat tuduhan dalam sebuah artikel, berjudul "Apakah AS benar-benar penjaga rezim non-proliferasi nuklir?". Kementerian itu menyatakan, masyarakat internasional harus memperhatikan AS karena telah melakukan pelanggaran "sistematis" terhadap Korut.
"AS sendiri telah mengabaikan prinsip non-proliferasi nuklir dan membiarkan standar ganda sejalan dengan strategi mereka untuk menguasai dunia," kata Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dikutip dari kantor berita Yonhap, Senin (1/1/2021).
Kementerian menekankan bahwa AS membangun dan menggunakan senjata nuklir untuk pertama kalinya di dunia dan mengambil langkah proliferasi pertama dengan mentransfer teknologi kapal selam bertenaga nuklir ke Inggris dengan dalih menanggapi ancaman dari Uni Soviet di masa lalu.
Kementerian juga mencatat perjanjian trilateral baru-baru ini antara AS, Inggris dan Australia untuk melengkapi Australia dengan kapal selam "bersenjata konvensional" tetapi bertenaga nuklir. Perjanjian itu sekaligus penegas pakta pertahanan baru yang diteken ketiga negara tersebut yang dikenal dengan nama AUKUS.
Hingga kini, Korut memang masih terus membuat dunia internasional khawatir dengan langkah-langkah militer yang diambilnya. Seperti pada pertengahan Oktober lalu, di mana Korut melakukan uji coba rudal balistik baru dari kapal selam (SLBM).
Uji tembak ini dilakukan sehari setelah pihak berwenang di Korea Selatan (Korsel) dan Jepang mendeteksi adanya uji coba senjata. "SLBM tipe baru diluncurkan dari kapal selam yang sama yang terlibat dalam uji coba SLBM sebelumnya pada tahun 2016," kata kantor berita Korut, KCNA, yang dinukil Reuters.
KCNA menyatakan bahwa SLBM tipe baru ini menampilkan teknologi panduan kontrol canggih termasuk mobilitas sayap dan mobilitas lompat luncur.
Kementerian membuat tuduhan dalam sebuah artikel, berjudul "Apakah AS benar-benar penjaga rezim non-proliferasi nuklir?". Kementerian itu menyatakan, masyarakat internasional harus memperhatikan AS karena telah melakukan pelanggaran "sistematis" terhadap Korut.
"AS sendiri telah mengabaikan prinsip non-proliferasi nuklir dan membiarkan standar ganda sejalan dengan strategi mereka untuk menguasai dunia," kata Kementerian Luar Negeri Korut, seperti dikutip dari kantor berita Yonhap, Senin (1/1/2021).
Kementerian menekankan bahwa AS membangun dan menggunakan senjata nuklir untuk pertama kalinya di dunia dan mengambil langkah proliferasi pertama dengan mentransfer teknologi kapal selam bertenaga nuklir ke Inggris dengan dalih menanggapi ancaman dari Uni Soviet di masa lalu.
Kementerian juga mencatat perjanjian trilateral baru-baru ini antara AS, Inggris dan Australia untuk melengkapi Australia dengan kapal selam "bersenjata konvensional" tetapi bertenaga nuklir. Perjanjian itu sekaligus penegas pakta pertahanan baru yang diteken ketiga negara tersebut yang dikenal dengan nama AUKUS.
Hingga kini, Korut memang masih terus membuat dunia internasional khawatir dengan langkah-langkah militer yang diambilnya. Seperti pada pertengahan Oktober lalu, di mana Korut melakukan uji coba rudal balistik baru dari kapal selam (SLBM).
Uji tembak ini dilakukan sehari setelah pihak berwenang di Korea Selatan (Korsel) dan Jepang mendeteksi adanya uji coba senjata. "SLBM tipe baru diluncurkan dari kapal selam yang sama yang terlibat dalam uji coba SLBM sebelumnya pada tahun 2016," kata kantor berita Korut, KCNA, yang dinukil Reuters.
KCNA menyatakan bahwa SLBM tipe baru ini menampilkan teknologi panduan kontrol canggih termasuk mobilitas sayap dan mobilitas lompat luncur.
(esn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda