Hacker Rusia Bobol Toko Perhiasan di London, Data Tom Hanks hingga Donald Trump Bocor

Minggu, 31 Oktober 2021 - 21:50 WIB
Ilustrasi. FOTO/Reuters
LONDON - Informasi pribadi sejumlah selebriti, termasuk Oprah Winfrey, David dan Victoria Beckham, Tom Hanks, dan bahkan mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump dicuri oleh hacker Rusia . Hal ini terungkap dalam penggerebekan online di perusahaan perhiasan Graff.

Seperti dilaporkan Mirror.co.uk, Minggu (31/10/2021), hacker Rusia dilaporkan telah mencuri detail informasi bintang Hollywood dan miliarder dalam pencurian virtual yang mengejutkan di sebuah perusahaan perhiasan. Peretas dilaporkan menuntut uang tebusan dalam jumlah besar, menyusul serangan terhadap perusahaan perhiasan yang berbasis di London, Graff.





Seorang juru bicara Graff mengatakan: "Sayangnya kami, yang sama dengan sejumlah bisnis lain, baru-baru ini menjadi sasaran serangan siber yang canggih - meskipun terbatas - oleh penjahat profesional dan gigih.

“Kami diperingatkan akan aktivitas intrusif mereka oleh sistem keamanan kami, memungkinkan kami untuk bereaksi dengan cepat dan mematikan jaringan kami. Kami memberi tahu, dan telah bekerja sama dengan, lembaga penegak hukum terkait dan ICO,” lanjut pernyataan Graff.

"Kami telah memberi tahu orang-orang yang data pribadinya terpengaruh dan telah memberi tahu mereka tentang langkah-langkah yang tepat untuk diambil," tambah pernyataan tersebut.

Anggota geng peretasan Rusia, Conti, diduga berada di balik aksi pencurian itu. Mereka dianggap menuntut uang tebusan senilai puluhan juta Poundsterling. Para ahli memprediksi, para hacker dapat meminta pembayaran dalam Bitcoin atau permata yang tidak dapat dilacak.



Catatan kredit, faktur, dan daftar klien termasuk di antara detail yang diretas dan informasi yang telah dipublikasikan hanya mewakili satu persen dari file yang dicuri. Sejauh ini, sekitar 600 orang warga Inggris dilaporkan adad di antara korban sejauh ini dan para peretas diyakini telah membocorkan 69.000 dokumen rahasia ke web gelap.

"Mengingat profil database pelanggan, ini benar-benar masif. Ini akan menurunkan tingkat tertinggi penegakan hukum internasional di geng tersebut, dan itu akan membuat mereka pusing dalam mencoba mendapatkan uang tebusan dan kemudian lolos begitu saja," kata Philip Ingram, mantan Kolonel Intelijen Militer Inggris.

"Kami telah menerima laporan dari Graff Diamonds Ltd mengenai serangan ransomware. Kami akan menghubungi organisasi tersebut untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait informasi yang telah diberikan," jelas seorang juru bicara Kantor Komisaris Informasi (ICO).
(esn)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More