Selamat dari Bom Nuklir Hiroshima, Sunao Tsuboi Meninggal di Usia 96 Tahun
Kamis, 28 Oktober 2021 - 11:41 WIB
HIROSHIMA - Sunao Tsuboi, seorang penyintas bom nuklir Amerika Serikat (AS) di Hiroshima , Jepang, meninggal dunia pada usia 96 tahun. Dia adalah salah satu aktivis anti-nuklir paling terkemuka di dunia.
Pihak keluarga mengatakan Tsuboi meninggal pada 24 Oktober 2021 di sebuah rumah sakit di Hiroshima.
Tsuboi berusia 20 tahun dan menjadi seorang mahasiswa ketika Hiroshima menjadi sasaran serangan bom nuklir pertama AS pada 6 Agustus 1945.
Dia sedang dalam perjalanan ke pusat studinya ketika militer AS menjatuhkan bom nuklir bernama "Little Boy" di kota itu selama perang dunia II.
Dia terkejut melihat luka bakar parah yang tiba-tiba di wajah dan lengannya.
Dia membawa bekas luka wajah selama sisa hidupnya yang dia dedikasikan untuk aktivisme anti-nuklir.
Dia menjabat sebagai presiden Asosiasi Korban Bom Atom (dikenal dalam bahasa Jepang sebagai hibakusha) dan melakukan perjalanan ke seluruh dunia untuk menceritakan kisah bertahan hidup yang ajaib.
“Itu seperti kilatan cahaya yang sangat besar. Saya menutup mata dan melarikan diri. Ketika saya bangun, saya menyadari bahwa saya berlumuran darah,” kata Tsuboi semasa hidup, mengingat hari ketika dia memasuki apa yang dia gambarkan sebagai "neraka yang hidup di Bumi".
Pihak keluarga mengatakan Tsuboi meninggal pada 24 Oktober 2021 di sebuah rumah sakit di Hiroshima.
Tsuboi berusia 20 tahun dan menjadi seorang mahasiswa ketika Hiroshima menjadi sasaran serangan bom nuklir pertama AS pada 6 Agustus 1945.
Baca Juga
Dia sedang dalam perjalanan ke pusat studinya ketika militer AS menjatuhkan bom nuklir bernama "Little Boy" di kota itu selama perang dunia II.
Dia terkejut melihat luka bakar parah yang tiba-tiba di wajah dan lengannya.
Dia membawa bekas luka wajah selama sisa hidupnya yang dia dedikasikan untuk aktivisme anti-nuklir.
Dia menjabat sebagai presiden Asosiasi Korban Bom Atom (dikenal dalam bahasa Jepang sebagai hibakusha) dan melakukan perjalanan ke seluruh dunia untuk menceritakan kisah bertahan hidup yang ajaib.
“Itu seperti kilatan cahaya yang sangat besar. Saya menutup mata dan melarikan diri. Ketika saya bangun, saya menyadari bahwa saya berlumuran darah,” kata Tsuboi semasa hidup, mengingat hari ketika dia memasuki apa yang dia gambarkan sebagai "neraka yang hidup di Bumi".
tulis komentar anda