Gembong Narkoba Terbesar dan Paling Dicari di Kolombia Ditangkap di Hutan
Minggu, 24 Oktober 2021 - 09:53 WIB
Klan del Golfo memiliki sekitar 1.200 pria bersenjata - mayoritas mantan anggota kelompok paramiliter sayap kanan - dan hadir di 10 dari 32 provinsi Kolombia.
Selain perdagangan narkoba, kata pihak berwenang, klan ini juga terlibat dalam penambangan ilegal. Pemerintah juga menuduh kelompok itu mengancam dan membunuh tokoh masyarakat di seluruh negeri.
Kolombia telah menawarkan hadiah hingga sekitar USD800.000 atau Rp11 miliar untuk informasi mengenai keberadaan Otoniel, sementara pemerintah AS telah memberikan hadiah sebesar USD5 juta atau sekitar Rp70 miliar untuk membantu menemukannya.
Sebelumnya pihak berwenang Kolombia meluncurkan Operasi Agamemnon pada tahun 2016 ketika mereka bekerja untuk mendekati Otoniel, membunuh dan menangkap lusinan kaki tangannya, mengejar keuangannya dan memaksanya untuk terus bergerak, menurut polisi.
Pada tahun 2017 sebuah video di mana Otoniel mengumumkan niatnya untuk tunduk pada keadilan muncul, tetapi rencana itu tidak pernah membuahkan hasil.
Pada bulan Maret, polisi Kolombia dan badan anti narkoba AS DEA menangakap adik Otoniel, Nini Johana Usuga, yang diekstradisi ke Amerika Serikat untuk menghadapi tuduhan terkait dengan perdagangan narkoba dan pencucian uang.
Meskipun Duque mengatakan penangkapan Otoniel mewakili akhir dari klan del Golfo, direktur Analisis Risiko Kolombia Sergio Guzman mengatakan seorang pemimpin baru pasti akan menunggu untuk mengambil alih.
"Ini masalah besar karena dia gembong narkoba terbesar di Kolombia," kata Guzman, menambahkan bahwa penangkapan itu tidak akan mengubah dasar-dasar perdagangan narkoba.
Selain perdagangan narkoba, kata pihak berwenang, klan ini juga terlibat dalam penambangan ilegal. Pemerintah juga menuduh kelompok itu mengancam dan membunuh tokoh masyarakat di seluruh negeri.
Kolombia telah menawarkan hadiah hingga sekitar USD800.000 atau Rp11 miliar untuk informasi mengenai keberadaan Otoniel, sementara pemerintah AS telah memberikan hadiah sebesar USD5 juta atau sekitar Rp70 miliar untuk membantu menemukannya.
Sebelumnya pihak berwenang Kolombia meluncurkan Operasi Agamemnon pada tahun 2016 ketika mereka bekerja untuk mendekati Otoniel, membunuh dan menangkap lusinan kaki tangannya, mengejar keuangannya dan memaksanya untuk terus bergerak, menurut polisi.
Pada tahun 2017 sebuah video di mana Otoniel mengumumkan niatnya untuk tunduk pada keadilan muncul, tetapi rencana itu tidak pernah membuahkan hasil.
Pada bulan Maret, polisi Kolombia dan badan anti narkoba AS DEA menangakap adik Otoniel, Nini Johana Usuga, yang diekstradisi ke Amerika Serikat untuk menghadapi tuduhan terkait dengan perdagangan narkoba dan pencucian uang.
Meskipun Duque mengatakan penangkapan Otoniel mewakili akhir dari klan del Golfo, direktur Analisis Risiko Kolombia Sergio Guzman mengatakan seorang pemimpin baru pasti akan menunggu untuk mengambil alih.
Baca Juga
"Ini masalah besar karena dia gembong narkoba terbesar di Kolombia," kata Guzman, menambahkan bahwa penangkapan itu tidak akan mengubah dasar-dasar perdagangan narkoba.
Lihat Juga :
tulis komentar anda