Jajal Jet Tempur FA-50, Presiden Moon Ingin Korsel Pimpin Industri Pertahanan Global
Kamis, 21 Oktober 2021 - 14:53 WIB
SEONGNAM - Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in naik FA-50 Fighting Eagle, jet tempur pertama buatan dalam negeri, saat menghadiri pameran militer di pinggiran Seoul, Rabu (20/10/2021). Dia menyerukan negaranya melipatgandakan upayanya untuk menjadi pemimpin industri pertahanan global.
Mengenakan setelan penerbangan, Moon tiba di Seoul International Aerospace & Defense Exhibition (ADEX)—pameran pertahanan dua tahunan—di kursi belakang jet tempur FA-50. Itu adalah pesawat supersonik asli pertama Korea Selatan dan ekspor pertahanan utama.
Pertunjukan militer itu terjadi sehari setelah Korea Utara menguji tembak rudal balistik dari kapal selam.
Pekan lalu Korea Utara membuka pameran pertahanannya sendiri, di mana pemimpin Kim Jong-un mengatakan perkembangan militer negaranya adalah untuk pertahanan diri dan menuduh Korea Selatan mengacaukan semenanjung dengan pembangunan senjata.
Dalam pidatonya, Presiden Moon membela militer Korea Selatan yang semakin canggih diperlukan untuk perdamaian.
“Tujuan membangun kekuatan pertahanan yang kuat selalu untuk menumbuhkan perdamaian,” katanya.
Di tengah tampilan gemerlap drone, senapan sniper, helikopter, rudal, dan senjata lainnya, kerumunan perwakilan perusahaan, diplomat, dan pasukan Korea Selatan bercampur dengan delegasi militer dalam berbagai seragam asing.
Setidaknya 440 perusahaan dari 28 negara berpartisipasi dalam apa yang dikatakan penyelenggara sebagai ADEX terbesar yang pernah ada. Sekitar 300 pejabat akuisisi pemerintah, militer dan pertahanan dari 45 negara diperkirakan akan menghadiri acara
tersebut, yang berlangsung hingga Sabtu nanti.
Moon mengatakan sudah waktunya bagi industri senjata Korea Selatan untuk menjadi pemimpin global.
Menunjuk FA-50, dia memuji teknologi Korea Selatan.
“Saya bisa merasakan kehebatan FA-50, yang kami kembangkan dengan teknologi kami sendiri,” kata Moon.
Dia mengatakan Korea Selatan berencana untuk menghabiskan lebih dari 80 persen anggaran akuisisinya untuk pasokan domestik dan melipatgandakan dukungan untuk lokalisasi suku cadang pada tahun 2026, dengan fokus pada bidang-bidang yang dapat membentuk perang di masa depan, termasuk AI, drone, robotika, dan luar angkasa.
“Kami membayangkan militer yang cerdas namun kuat berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi maju, dan mempromosikan perdamaian bersama dengan komunitas internasional,” imbuh Moon, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/10/2021).
Ekspor senjata Korea Selatan dari 2016 hingga 2020 adalah 210 persen lebih tinggi dari 2011-2015, menurut data Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).
Negara ini juga salah satu importir senjata terbesar di dunia, membeli sistem senjata utama seperti jet tempur siluman F-35 buatan Amerika dalam beberapa tahun terakhir.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
Mengenakan setelan penerbangan, Moon tiba di Seoul International Aerospace & Defense Exhibition (ADEX)—pameran pertahanan dua tahunan—di kursi belakang jet tempur FA-50. Itu adalah pesawat supersonik asli pertama Korea Selatan dan ekspor pertahanan utama.
Pertunjukan militer itu terjadi sehari setelah Korea Utara menguji tembak rudal balistik dari kapal selam.
Pekan lalu Korea Utara membuka pameran pertahanannya sendiri, di mana pemimpin Kim Jong-un mengatakan perkembangan militer negaranya adalah untuk pertahanan diri dan menuduh Korea Selatan mengacaukan semenanjung dengan pembangunan senjata.
Dalam pidatonya, Presiden Moon membela militer Korea Selatan yang semakin canggih diperlukan untuk perdamaian.
“Tujuan membangun kekuatan pertahanan yang kuat selalu untuk menumbuhkan perdamaian,” katanya.
Di tengah tampilan gemerlap drone, senapan sniper, helikopter, rudal, dan senjata lainnya, kerumunan perwakilan perusahaan, diplomat, dan pasukan Korea Selatan bercampur dengan delegasi militer dalam berbagai seragam asing.
Setidaknya 440 perusahaan dari 28 negara berpartisipasi dalam apa yang dikatakan penyelenggara sebagai ADEX terbesar yang pernah ada. Sekitar 300 pejabat akuisisi pemerintah, militer dan pertahanan dari 45 negara diperkirakan akan menghadiri acara
tersebut, yang berlangsung hingga Sabtu nanti.
Moon mengatakan sudah waktunya bagi industri senjata Korea Selatan untuk menjadi pemimpin global.
Menunjuk FA-50, dia memuji teknologi Korea Selatan.
“Saya bisa merasakan kehebatan FA-50, yang kami kembangkan dengan teknologi kami sendiri,” kata Moon.
Dia mengatakan Korea Selatan berencana untuk menghabiskan lebih dari 80 persen anggaran akuisisinya untuk pasokan domestik dan melipatgandakan dukungan untuk lokalisasi suku cadang pada tahun 2026, dengan fokus pada bidang-bidang yang dapat membentuk perang di masa depan, termasuk AI, drone, robotika, dan luar angkasa.
“Kami membayangkan militer yang cerdas namun kuat berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi maju, dan mempromosikan perdamaian bersama dengan komunitas internasional,” imbuh Moon, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/10/2021).
Ekspor senjata Korea Selatan dari 2016 hingga 2020 adalah 210 persen lebih tinggi dari 2011-2015, menurut data Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).
Negara ini juga salah satu importir senjata terbesar di dunia, membeli sistem senjata utama seperti jet tempur siluman F-35 buatan Amerika dalam beberapa tahun terakhir.
Lihat Juga: Laksamana Amerika Ketir-ketir Rusia Bakal Bantu China Pangkas Dominasi Militer AS, Begini Caranya
(min)
tulis komentar anda