Dokumen: Mata-mata Inggris Terlibat Pembantaian Massal PKI di Indonesia
Senin, 18 Oktober 2021 - 05:35 WIB
Kudeta yang gagal hanya memudahkan para propagandis untuk memengaruhi audiens yang mereka tuju, termasuk politisi anti-komunis dan jenderal-jenderal tentara Indonesia.
Propaganda tersebut disebarkan melalui buletin berbahasa Indonesia, yang konon merupakan karya para imigran Indonesia, namun sebenarnya dikeluarkan oleh pakar Inggris di Singapura.
Dalam setahun, sekitar 28.000 eksemplar buletin telah diterbitkan. Inggris juga mendanai sebuah stasiun radio, yang disiarkan oleh orang Malaysia ke Indonesia.
Tak lama setelah pembantaian militer terhadap para anggota PKI dimulai, buletin yang diproduksi Inggris menyerukan PKI dan semua organisasi komunis untuk dilenyapkan. Ia mengeklaim bahwa Indonesia akan tetap dalam bahaya selama para pemimpin komunis masih buron dan petinggi dan anggota mereka dibiarkan tanpa hukuman.
“Penundaan dan tindakan setengah hati hanya dapat menyebabkan kehancuran kita yang paling akhir dan menyeluruh,” bunyi pamflet para penulis propaganda memperingatkan para pembacanya.
Pembantaian itu diduga meningkat di seluruh kepulauan Indonesia dalam beberapa minggu setelah penerbitan buletin, di mana The Guardian bersikeras tidak ada keraguan bahwa diplomat Inggris menyadari apa yang terjadi.
"Mata-mata Inggris di wilayah tersebut memiliki segala cara untuk menyadap komunikasi pemerintah Indonesia dan memantau pergerakan militernya," tulis The Guardian.
Salah satu buletin, yang dirilis selama tindakan keras terhadap komunis, memuji "dinas perang dan polisi" karena melakukan pekerjaan yang sangat baik.
Para propagandis Inggris membandingkan PKI dengan Adolf Hitler dan Jenghis Khan dalam pamflet, dan bersikeras bahwa pekerjaan yang dimulai oleh tentara harus dilanjutkan dan diintensifkan.
Propaganda tersebut disebarkan melalui buletin berbahasa Indonesia, yang konon merupakan karya para imigran Indonesia, namun sebenarnya dikeluarkan oleh pakar Inggris di Singapura.
Dalam setahun, sekitar 28.000 eksemplar buletin telah diterbitkan. Inggris juga mendanai sebuah stasiun radio, yang disiarkan oleh orang Malaysia ke Indonesia.
Tak lama setelah pembantaian militer terhadap para anggota PKI dimulai, buletin yang diproduksi Inggris menyerukan PKI dan semua organisasi komunis untuk dilenyapkan. Ia mengeklaim bahwa Indonesia akan tetap dalam bahaya selama para pemimpin komunis masih buron dan petinggi dan anggota mereka dibiarkan tanpa hukuman.
“Penundaan dan tindakan setengah hati hanya dapat menyebabkan kehancuran kita yang paling akhir dan menyeluruh,” bunyi pamflet para penulis propaganda memperingatkan para pembacanya.
Pembantaian itu diduga meningkat di seluruh kepulauan Indonesia dalam beberapa minggu setelah penerbitan buletin, di mana The Guardian bersikeras tidak ada keraguan bahwa diplomat Inggris menyadari apa yang terjadi.
"Mata-mata Inggris di wilayah tersebut memiliki segala cara untuk menyadap komunikasi pemerintah Indonesia dan memantau pergerakan militernya," tulis The Guardian.
Salah satu buletin, yang dirilis selama tindakan keras terhadap komunis, memuji "dinas perang dan polisi" karena melakukan pekerjaan yang sangat baik.
Para propagandis Inggris membandingkan PKI dengan Adolf Hitler dan Jenghis Khan dalam pamflet, dan bersikeras bahwa pekerjaan yang dimulai oleh tentara harus dilanjutkan dan diintensifkan.
tulis komentar anda