Dokumen: Mata-mata Inggris Terlibat Pembantaian Massal PKI di Indonesia
Senin, 18 Oktober 2021 - 05:35 WIB
Selain itu, sebuah surat dari Norman Reddaway, salah satu propagandis terkemuka yang bekerja di Singapura, kepada duta besar Inggris di Jakarta mengungkapkan strategi Inggris untuk menyembunyikan fakta bahwa pembantaian telah terjadi dengan dorongan para jenderal.
Dia menulis bahwa pendekatan seperti itu seharusnya diambil dengan harapan bahwa para jenderal akan melakukannya lebih baik daripada "geng lama".
Reddaway bersikeras dalam dokumen lain yang tidak diklasifikasikanbahwa para ahli Kementerian Luar Negeri dan jenderal Indonesia “bernyanyi dalam harmoni".
Dia juga merayakan propaganda Inggris karena mampu menghapuskan oposisi Soekarno terhadap proyek Federasi Malaya dengan “biaya minimal” dan hanya dalam waktu setengah tahun.
Apa yang digambarkan Reddaway sebagai "geng lama" benar-benar hancur oleh peristiwa berdarah pertengahan 1960-an. Presiden Soekarno ditangkap pada tahun 1967 dan meninggal tiga tahun kemudian di bawah tahanan rumah.
Dokumen yang dideklasifikasi di Amerika Serikat pada tahun 2017 mengungkapkan bahwa Washington juga tidak hanya memiliki “pengetahuan rinci” tentang pembantaian terhdap komunis di Indonesia, tetapi memberikan “dukungan aktif” untuk tindakan tersebut.
Sebuah studi Universitas Yale menggambarkan pembantaian yang diperintahkan oleh Soeharto sebagai “pembersihan yang mutlak penting", merinci pembunuhan dari 50 hingga 100 anggota PKI setiap malam oleh kelompok anti-komunis sipil dengan dukungan militer.
Dia menulis bahwa pendekatan seperti itu seharusnya diambil dengan harapan bahwa para jenderal akan melakukannya lebih baik daripada "geng lama".
Reddaway bersikeras dalam dokumen lain yang tidak diklasifikasikanbahwa para ahli Kementerian Luar Negeri dan jenderal Indonesia “bernyanyi dalam harmoni".
Dia juga merayakan propaganda Inggris karena mampu menghapuskan oposisi Soekarno terhadap proyek Federasi Malaya dengan “biaya minimal” dan hanya dalam waktu setengah tahun.
Apa yang digambarkan Reddaway sebagai "geng lama" benar-benar hancur oleh peristiwa berdarah pertengahan 1960-an. Presiden Soekarno ditangkap pada tahun 1967 dan meninggal tiga tahun kemudian di bawah tahanan rumah.
Dokumen yang dideklasifikasi di Amerika Serikat pada tahun 2017 mengungkapkan bahwa Washington juga tidak hanya memiliki “pengetahuan rinci” tentang pembantaian terhdap komunis di Indonesia, tetapi memberikan “dukungan aktif” untuk tindakan tersebut.
Sebuah studi Universitas Yale menggambarkan pembantaian yang diperintahkan oleh Soeharto sebagai “pembersihan yang mutlak penting", merinci pembunuhan dari 50 hingga 100 anggota PKI setiap malam oleh kelompok anti-komunis sipil dengan dukungan militer.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda