Israel Larang Ratusan Warga Yahudi Pindah ke Iran sebagai Pencari Suaka
Sabtu, 16 Oktober 2021 - 00:00 WIB
TEL AVIV - Israel menghentikan puluhan keluarga Yahudi dari sekte ultra-Ortodoks Lev Tahor melarikan diri ke Iran, tempat mereka telah mengajukan permohonan suaka.
"Israel dan Amerika Serikat (AS) bekerja untuk mencegah anggota sekte ultra-Ortodoks ekstremis pindah ke Iran, di tengah kekhawatiran mereka dapat digunakan sebagai alat tawar-menawar oleh Teheran," ungkap laporan surat kabar Times of Israel, dilansir Memo pada Jumat (15/10/2021).
Surat kabar itu mencatat bahwa kelompok yang anti-Zionis itu mengajukan suaka politik ke Iran pada 2018.
Surat kabar itu mengatakan dokumen yang dipaparkan di pengadilan federal AS pada 2019 menunjukkan para pemimpin komunitas Hasid meminta suaka di Iran dan bersumpah setia kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Menurut situs Ynet News, kekhawatiran berkembang bahwa ratusan anggota kelompok itu, terutama yang berbasis di Guatemala, dapat mencoba pindah ke Iran setelah puluhan keluarga terlihat di bandara di Guatemala. Mereka tampaknya dalam perjalanan ke perbatasan Iran-Kurdistan.
Laporan itu mengatakan kerabat mereka menghubungi Kementerian Luar Negeri Israel dan Departemen Kehakiman dan meminta mereka segera menghubungi rekan-rekan Guatemala mereka untuk mencegah keluarga itu pergi ke Iran.
Menurut laporan, pihak berwenang Guatemala menahan sejumlah anggota kelompok Yahudi yang memegang kewarganegaraan Amerika Serikat itu.
"Kesepakatan Shalit akan terlihat seperti permainan anak-anak di samping ini," papar para kerabat, mengacu pada kesepakatan tahanan 2011 dengan Hamas di mana Israel membebaskan 1.027 tahanan Palestina dengan imbalan tentara Gilad Shalit.
"Israel dan Amerika Serikat (AS) bekerja untuk mencegah anggota sekte ultra-Ortodoks ekstremis pindah ke Iran, di tengah kekhawatiran mereka dapat digunakan sebagai alat tawar-menawar oleh Teheran," ungkap laporan surat kabar Times of Israel, dilansir Memo pada Jumat (15/10/2021).
Surat kabar itu mencatat bahwa kelompok yang anti-Zionis itu mengajukan suaka politik ke Iran pada 2018.
Surat kabar itu mengatakan dokumen yang dipaparkan di pengadilan federal AS pada 2019 menunjukkan para pemimpin komunitas Hasid meminta suaka di Iran dan bersumpah setia kepada Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Menurut situs Ynet News, kekhawatiran berkembang bahwa ratusan anggota kelompok itu, terutama yang berbasis di Guatemala, dapat mencoba pindah ke Iran setelah puluhan keluarga terlihat di bandara di Guatemala. Mereka tampaknya dalam perjalanan ke perbatasan Iran-Kurdistan.
Laporan itu mengatakan kerabat mereka menghubungi Kementerian Luar Negeri Israel dan Departemen Kehakiman dan meminta mereka segera menghubungi rekan-rekan Guatemala mereka untuk mencegah keluarga itu pergi ke Iran.
Menurut laporan, pihak berwenang Guatemala menahan sejumlah anggota kelompok Yahudi yang memegang kewarganegaraan Amerika Serikat itu.
"Kesepakatan Shalit akan terlihat seperti permainan anak-anak di samping ini," papar para kerabat, mengacu pada kesepakatan tahanan 2011 dengan Hamas di mana Israel membebaskan 1.027 tahanan Palestina dengan imbalan tentara Gilad Shalit.
(sya)
tulis komentar anda