Iran: Senjata Nuklir Israel Adalah Ancaman Nyata di Timur Tengah!
Kamis, 14 Oktober 2021 - 09:04 WIB
WINA - Iran mengatakan senjata nuklir Israel adalah ancaman nyata bagi perdamaian Timur Tengah. Komentar ini sebagai pembalasan setelah rezim Zionis terus-menerus menuduh Teheran berambisi memiliki bom atom melalui program nuklirnya.
Teheran meminta negara Yahudi itu untuk mendukung zona bebas nuklir regional.
“Senjata nuklir di tangan rezim ini menimbulkan ancaman paling serius bagi keamanan semua negara di Timur Tengah,” kata seorang utusan Iran kepada Komite Pertama Majelis Umum BB selama diskusi hari Selasa (12/10/2021) tentang perlucutan senjata nuklir global, seperti dikutip The Jerusalem Post, Kamis (14/10/2021).
Israel diyakini memiliki senjata atau bom nuklir, tetapi tidak pernah mengonfirmasi atau membantah memilikinya. Negara Yahudi ini juga menolak bergabung dalam Perjanjian Proliferasi Nuklir (NPT).
Utusan Suriah juga membuat komentar serupa dalam forum tersebut. Damaskus selama ini dituduh memiliki dan menggunakan senjata kimia terlarang dalam perang sipil di negara tersebut.
"Israel telah berusaha untuk menggambarkan kemampuan senjata nuklir Iran sebagai tantangan terhadap stabilitas regional untuk mengalihkan perhatian dari persenjataan senjata nuklirnya sendiri serta instalasi nuklir rahasia dan tidak aman," kata utusan Iran yang namanya tidak disebutkan oleh The Jerusalem Post.
Menurut diplomat Iran tersebut, Israel juga tidak mengizinkan Badan Energi Atom Internasional untuk memeriksa fasilitas senjata nuklirnya.
Diplomat Iran dan Suriah berbicara sebagai tanggapan atas pidato Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan yang menuduh Teheran dan Damaskus tidak mematuhi perjanjian internasional di mana Israel sendiri bukan merupakan pihak penadatangan perjanjian tersebut.
Erdan berbicara tentang pelanggaran Suriah terhadap Konvensi Senjata Kimia (CWC), sebuah dokumen yang telah ditandatangani Israel tetapi tidak pernah diratifikasi.
Erdan mengatakan dua laporan yang diterbitkan tahun lalu berbicara tentang empat serangan senjata kimia Suriah terhadap warganya sendiri pada 2017 dan 2018.
Dia menambahkan bahwa rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah melakukan itu meskipun telah menyetujui CWC.
“Sangat penting bahwa komunitas internasional tetap waspada dalam menghadapi tantangan ketidakpatuhan oleh Suriah ini, dan juga terus menyelidiki kemampuan dan aktivitas Suriah saat ini sehubungan dengan program senjata kimianya,” kata Erdan.
Duta Besar Zionis itu juga meminta masyarakat internasional untuk mencegah Iran memproduksi senjata nuklir.
“Menyesuaikan diri dengan Iran yang menjadi negara di ambang (kepemilikan senjata) nuklir menempatkan perdamaian dunia dalam keseimbangan dan akan tetap menjadi noda hitam dalam sejarah dunia bebas,” katanya.
Di akhir debat, perwakilan misi Israel mengingatkan Majelis Umum PBB bahwa Iran adalah sponsor utama terorisme global, termasuk melalui penyediaan senjata.
Secara keseluruhan, Erdan berbicara tentang “eskalasi yang mengkhawatirkan di bidang kontrol senjata", sembari menyatakan bahwa Timur Tengah “masih berjuang dengan kurangnya norma dan prinsip kontrol senjata yang kronis.
“Ada kebutuhan mendesak untuk fokus pada implementasi, kepatuhan, dan verifikasi kewajiban negara,” katanya.
Erdan kemudian mencoba menjelaskan mengapa instrumen yang tersedia yang belum ditandatangani Israel, seperti NPT. Menurutnya, NPT tidak memadai untuk menangani masalah pengendalian senjata di Timur Tengah.
“Perjanjian Non-Proliferasi itu sendiri tidak memberikan solusi untuk tantangan keamanan yang unik di kawasan ini, apalagi pelanggaran berulang terhadap perjanjian itu oleh beberapa negara anggotanya. Empat dari lima kasus pelanggaran berat NPT terjadi di Timur Tengah,” katanya.
“Israel ingin menekankan pandangan lama bahwa Perjanjian [Tentang Larangan Senjata Nuklir] dan senjata pemusnah massal lainnya, yang tidak didukung oleh Israel, tidak dibuat, tidak berkontribusi pada pengembangan, atau menunjukkan keberadaan kebiasaan hukum yang berkaitan dengan subjek atau isi perjanjian,” katanya.
“Inisiatif seperti konferensi Zona Timur Tengah Bebas Senjata Nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya bertentangan dengan pedoman dan prinsip Zona Bebas Senjata Nuklir,” katanya lagi.
Teheran meminta negara Yahudi itu untuk mendukung zona bebas nuklir regional.
“Senjata nuklir di tangan rezim ini menimbulkan ancaman paling serius bagi keamanan semua negara di Timur Tengah,” kata seorang utusan Iran kepada Komite Pertama Majelis Umum BB selama diskusi hari Selasa (12/10/2021) tentang perlucutan senjata nuklir global, seperti dikutip The Jerusalem Post, Kamis (14/10/2021).
Israel diyakini memiliki senjata atau bom nuklir, tetapi tidak pernah mengonfirmasi atau membantah memilikinya. Negara Yahudi ini juga menolak bergabung dalam Perjanjian Proliferasi Nuklir (NPT).
Utusan Suriah juga membuat komentar serupa dalam forum tersebut. Damaskus selama ini dituduh memiliki dan menggunakan senjata kimia terlarang dalam perang sipil di negara tersebut.
"Israel telah berusaha untuk menggambarkan kemampuan senjata nuklir Iran sebagai tantangan terhadap stabilitas regional untuk mengalihkan perhatian dari persenjataan senjata nuklirnya sendiri serta instalasi nuklir rahasia dan tidak aman," kata utusan Iran yang namanya tidak disebutkan oleh The Jerusalem Post.
Menurut diplomat Iran tersebut, Israel juga tidak mengizinkan Badan Energi Atom Internasional untuk memeriksa fasilitas senjata nuklirnya.
Diplomat Iran dan Suriah berbicara sebagai tanggapan atas pidato Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan yang menuduh Teheran dan Damaskus tidak mematuhi perjanjian internasional di mana Israel sendiri bukan merupakan pihak penadatangan perjanjian tersebut.
Erdan berbicara tentang pelanggaran Suriah terhadap Konvensi Senjata Kimia (CWC), sebuah dokumen yang telah ditandatangani Israel tetapi tidak pernah diratifikasi.
Erdan mengatakan dua laporan yang diterbitkan tahun lalu berbicara tentang empat serangan senjata kimia Suriah terhadap warganya sendiri pada 2017 dan 2018.
Dia menambahkan bahwa rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah melakukan itu meskipun telah menyetujui CWC.
“Sangat penting bahwa komunitas internasional tetap waspada dalam menghadapi tantangan ketidakpatuhan oleh Suriah ini, dan juga terus menyelidiki kemampuan dan aktivitas Suriah saat ini sehubungan dengan program senjata kimianya,” kata Erdan.
Duta Besar Zionis itu juga meminta masyarakat internasional untuk mencegah Iran memproduksi senjata nuklir.
“Menyesuaikan diri dengan Iran yang menjadi negara di ambang (kepemilikan senjata) nuklir menempatkan perdamaian dunia dalam keseimbangan dan akan tetap menjadi noda hitam dalam sejarah dunia bebas,” katanya.
Di akhir debat, perwakilan misi Israel mengingatkan Majelis Umum PBB bahwa Iran adalah sponsor utama terorisme global, termasuk melalui penyediaan senjata.
Secara keseluruhan, Erdan berbicara tentang “eskalasi yang mengkhawatirkan di bidang kontrol senjata", sembari menyatakan bahwa Timur Tengah “masih berjuang dengan kurangnya norma dan prinsip kontrol senjata yang kronis.
“Ada kebutuhan mendesak untuk fokus pada implementasi, kepatuhan, dan verifikasi kewajiban negara,” katanya.
Erdan kemudian mencoba menjelaskan mengapa instrumen yang tersedia yang belum ditandatangani Israel, seperti NPT. Menurutnya, NPT tidak memadai untuk menangani masalah pengendalian senjata di Timur Tengah.
“Perjanjian Non-Proliferasi itu sendiri tidak memberikan solusi untuk tantangan keamanan yang unik di kawasan ini, apalagi pelanggaran berulang terhadap perjanjian itu oleh beberapa negara anggotanya. Empat dari lima kasus pelanggaran berat NPT terjadi di Timur Tengah,” katanya.
“Israel ingin menekankan pandangan lama bahwa Perjanjian [Tentang Larangan Senjata Nuklir] dan senjata pemusnah massal lainnya, yang tidak didukung oleh Israel, tidak dibuat, tidak berkontribusi pada pengembangan, atau menunjukkan keberadaan kebiasaan hukum yang berkaitan dengan subjek atau isi perjanjian,” katanya.
“Inisiatif seperti konferensi Zona Timur Tengah Bebas Senjata Nuklir dan senjata pemusnah massal lainnya bertentangan dengan pedoman dan prinsip Zona Bebas Senjata Nuklir,” katanya lagi.
(min)
Lihat Juga :
tulis komentar anda