Malaysia Desak ASEAN Sikapi Pakta Kapal Selam Nuklir Australia
Selasa, 12 Oktober 2021 - 14:01 WIB
KUALA LUMPUR - Malaysia mengharapkan konsensus yang jelas oleh Asosiasi Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tentang kemitraan keamanan Indo-Pasifik baru antara Australia, Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Menteri Pertahanan (Menhan) Malaysia Hishammuddin Hussein mengungkapkan hal itu pada Selasa (12/10/2021).
Aliansi yang dikenal sebagai AUKUS itu diumumkan bulan lalu. Dengan pakta itu Australia akan memperoleh teknologi untuk mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir.
Pakta itu disebut bertujuan menanggapi pertumbuhan kekuatan China, terutama di Laut China Selatan yang penting secara strategis.
AUKUS tersebut telah membuat negara-negara di Asia Tenggara meresponnya. Indonesia dan Malaysia memperingatkan pakta itu dapat menyebabkan perlombaan senjata di antara negara saingan di kawasan itu. Adapun Filipina, sekutu pertahanan AS, telah mendukung pakta tersebut.
Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan kepada parlemen pada Selasa bahwa pertemuan dengan para menhan ASEAN yang dijadwalkan bulan depan akan memberikan kesempatan bagi blok tersebut menyepakati tanggapan bersama terhadap AUKUS.
“Permainan akhir kami seperti biasa adalah memastikan stabilitas kawasan, terlepas dari keseimbangan kekuatan (antara) AS atau China,” ujar dia.
“Pemahaman di ASEAN akan membantu kita dalam menghadapi dua kekuatan besar ini,” ungkap dia.
AUKUS sebagian besar dilihat sebagai tanggapan sekutu Barat untuk mencegah hegemoni China di Asia Tenggara, khususnya di Laut China Selatan.
Kawasan perairan Laut China Selatan adalah jalur sepertiga perdagangan kapal dunia di mana Beijing mengklaim kedaulatan historis.
Kementerian Luar Negeri Malaysia pekan lalu memanggil duta besar China untuk Kuala Lumpur untuk memprotes keberadaan kapal-kapal Beijing di perairannya.
China telah memicu ketegangan dengan beberapa negara anggota ASEAN karena klaim wilayah perairannya.
Menteri Pertahanan (Menhan) Malaysia Hishammuddin Hussein mengungkapkan hal itu pada Selasa (12/10/2021).
Aliansi yang dikenal sebagai AUKUS itu diumumkan bulan lalu. Dengan pakta itu Australia akan memperoleh teknologi untuk mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir.
Pakta itu disebut bertujuan menanggapi pertumbuhan kekuatan China, terutama di Laut China Selatan yang penting secara strategis.
AUKUS tersebut telah membuat negara-negara di Asia Tenggara meresponnya. Indonesia dan Malaysia memperingatkan pakta itu dapat menyebabkan perlombaan senjata di antara negara saingan di kawasan itu. Adapun Filipina, sekutu pertahanan AS, telah mendukung pakta tersebut.
Baca Juga
Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein mengatakan kepada parlemen pada Selasa bahwa pertemuan dengan para menhan ASEAN yang dijadwalkan bulan depan akan memberikan kesempatan bagi blok tersebut menyepakati tanggapan bersama terhadap AUKUS.
“Permainan akhir kami seperti biasa adalah memastikan stabilitas kawasan, terlepas dari keseimbangan kekuatan (antara) AS atau China,” ujar dia.
“Pemahaman di ASEAN akan membantu kita dalam menghadapi dua kekuatan besar ini,” ungkap dia.
AUKUS sebagian besar dilihat sebagai tanggapan sekutu Barat untuk mencegah hegemoni China di Asia Tenggara, khususnya di Laut China Selatan.
Kawasan perairan Laut China Selatan adalah jalur sepertiga perdagangan kapal dunia di mana Beijing mengklaim kedaulatan historis.
Kementerian Luar Negeri Malaysia pekan lalu memanggil duta besar China untuk Kuala Lumpur untuk memprotes keberadaan kapal-kapal Beijing di perairannya.
China telah memicu ketegangan dengan beberapa negara anggota ASEAN karena klaim wilayah perairannya.
(sya)
Lihat Juga :
tulis komentar anda